Langsung ke konten utama

Gejolak Tanah Palestina Kuno

Sumber: Antaranews.com

Berawal dari sekitar tahun 2.085 SM, ketika Nabi Ibrahim AS beserta rombongan tiba di Tanah Kanaan. Ibrahim AS menerima wahyu Tuhan, “sesungguhnya Aku menjadikan negeri ini untuk orang-orang yang hidup setelah dirimu”. Ibrahim AS dan rombongan keluarganya menyatakan klaim atas tanah tersebut dan berjuang keras untuk mempertahankannya.

Tentu saja, Ibrahim AS harus berhadapan dengan penghuni setempat, yang telah mendiami daerah tersebut, mungkin ratusan atau ribuan tahun, yaitu bangsa Kanaan atau Semit Barat. Namun demikian, bangsa Semit Barat bukanlah tantangan sulit, karena peradaban mereka masih relatif tertinggal, bahkan tidak tercatat dalam sejarah dunia. Sedangkan rombongan Ibrahim AS, berasal dari bangsa Sumeria yang memiliki peradaban paling maju di dunia, dan rombongan Nabi juga sempat hijrah ke Mesir, yang juga merupakan negeri dengan peradaban terdepan di dunia.

Ibrahim AS memiliki putra bernama Ismail AS, yang hidup dan menetap di Arab, yang selanjutnya berperan sebagai pembentuk peradaban Arab. Putra lainnya, Ishaq AS, bersamanya membentuk peradaban setempat dan melanjutkan kepemimpinannya atas tanah Kanaan. Ishaq AS mempunyai putra Al-Aish yang kelak konon menjadi moyang dan pembentuk Romawi, dan putra lainya, Ya’qub AS yang kelak menjadi moyang sekaligus pembentuk peradaban Israel.

Nama Israel

Ya’qub AS lahir di Hebron, dari Rahim ibunya Rifqa binti Bitawabil. Untuk mencegah perseteruan dengan saudaranya, Al-Aish, Ya’qub kecil dikirim ke saudaranya, Laban, di Harran. Ya’qub kecil menetap di sana sampai akhirnya nikah dengan kedua putri Laban, yaitu Liya dan Rahil, juga menikahi budak-budaknya, yaitu Zulfa dan Balha. Dari istri-istrinya tersebut, Ya’qub AS mempunyai putra Yusuf AS dan dua belas saudara lainnya.

Suatu masa, Ya’qub AS memutuskan untuk bergabung kembali dengan keluarga besarnya di Hebron, dan bersama keluarga mereka memulai perjalanan. Suatu malam di tengah perjalanan, Ya’qub AS bertemu seorang lelaki dan terlibat perkelahian. Belakangan diketehui, ternyata, lelaki tersebut malaikat dan menyebut Ya’qub AS dengan panggilan Israel. Mulai saat inilah, nama dan bangsa Israel muncul, diperkirakan sekitar tahun 1.870 SM.

Pada masa selanjutnya, Ya’qub AS dan keluarganya tinggal di Israel bersama dengan ayah Ishaq AS dan keluarga besarnya. Yusuf AS yang di buang oleh saudara-saudaranya, ditemukan oleh pedagang dan di jual sebagai budak di Mesir. Yusuf AS memperoleh nasib baik di Mesir, hingga akhirnya menjadi salah satu pejabat kepercayaan di Kerajaan Mesir. Pada saat itu, Yusuf AS mengajak orang tua dan saudaranya tinggal dan hidup di Mesir. Ya’qub AS mengakhiri kehidupannya di Mesir, namun di makamkan di Hebron. Beberapa tahun setelah ditinggal ayahnya, Yusuf AS pun wafat di Mesir dan di makamkan di tempat yang sama pada sekitar tahun 1.818 SM. Hebron menjadi makam Nabi Ibrahim, Ishaq, Ya’qub, Yusuf dan keluarga besarnya.

Gelombang Migrasi

Ketika Yusuf AS menjadi salah satu pejabat di Kerajaan Mesir, karena Israel sedang di landa musibah kekeringan dan kurang makanan, nabi mengundang orang tua dan saudara-saudaranya untuk datang dan tinggal di Mesir. Terjadilah salah satu gelombang migrasi kaum Israel keluar dari tanahnya, sekitar tahun 1.840 SM. Setelahnya, mereka hidup menetap ratusan tahun di Mesir, jumlah mereka makin lama makin banyak. Mereka hidup berdampingan rukun dengan penduduk setempat.

Namun, selain Bani Israil, banyak juga pendatang dari utara, yaitu bangsa Hyksos yang hidup menetap di Mesir. Jumlah bangsa Hyksos makin besar dan akhirnya mereka berambisi mengambil alih dinasti kerajaan Mesir. Suatu waktu, Bangsa Hyksos berhasil menumbangkan kerajaan dan menguasai pemerintahan Mesir. Namun setelah beberapa tahun, muncul pemuda dari Mesir Selatan yang memimpin pemberontakan terhadap pemerintahan Bangsa Hyksos dan berhasil mengambil alih kembali pemerintahan Mesir. Bangsa Hyksos di bunuh, di tumpas dan di buru sampai sejauh kemampuan bangsa Mesir.

Sejak saat itulah, bangsa Mesir sangat membenci para kaum pendatang, termasuk Bani Israil. Para pendatang yang masih tersisa, di jadikan budak dan mengalami penderitaan tiada tara. Salah satu derita tersebut adalah setiap anak lahir laki-laki harus di bunuh. Sampai akhirnya, muncul Nabi Musa AS dan Harun AS yang berhasil membawa Bani Israil eksodus keluar mesir, pada tahun 1.446 SM.

Setelah keluar dari Mesir, Nabi Musa AS ingin melanjutkan perjalanan ke Kanaan, namun para mengikutnya menolak, karena tanah tersebut telah dikuasai oleh bangsa lain yang bertubuh lebih besar dan kuat. Akhirnya mereka membangun perkampungan di gunung Sinai. Di sinilah, Musa AS mengajarkan Taurat, membangun peradaban dan agama Yahudi. Setelah Harun AS dan Musa AS wafat, pewarisnya, Yusya’ berhasil mengerahkan pasukan untuk masuk, mengambil alih dan menguasai tanah Kanaan.

Sempat Berjaya Sekejap

Meski demikian, tanah Kanaan (Bangsa Filistin) tidak sepenuhnya dikuasai oleh Bani Israil. Bentrok dan peperangan terus terjadi, berlarut-larut tanpa henti. Sampai akhirnya muncul Samuel dan Saul yang berhasil mengalahkan lawan dan membentuk kerajaan Israel. Selanjutnya Saul naik tahta sebagai raja pertama pada 1.050 SM. Raja berikutnya adalah Nabi Daud AS, dan karena kemahiran perang sang Raja, kerajaan Israel makin berkembang. Sepeninggalnya, kerajaan diwariskan kepada putranya, Nabi Sulaiman AS. Pada masa ini, kerajaan Israel mencapai puncak kejayaan dan disegani oleh kerajaan tetangga. Namun sayang, putra Sulaiman AS, Raj’am kurang cakap dalam mewarisi dan mengelola kerajaan, hingga terus merosot, dan puncaknya di taklukan oleh Firaun Sheshong dari Mesir, pada 926 SM. Kerajaan Israel tamat dan tidak muncul lagi hingga sekarang. Israel berubah menjadi wilayah jajahan Mesir.

Tanah Jajahan

Pada tahun 728 SM, Israel telah menjadi bagian dari wilayah Assiria yang dikuasai oleh Raja Tligath Pileser III. Pada tahun 726 SM, Israel dipimpin oleh pejabat sejenis gubernur dengan nama Hoshea. Hoshea bermaksud membelot dari Assiria, karenanya dia membangun hubungan dan meminta perlindungan dari Mesir yang sedang berjaya, yaitu raja Piankhe. Untuk beberapa waktu, perlindungan Mesir cukup bermanfaat.

Namun pada tahun 721 SM, ketika raja Assiria telah diberikan kepada Sargon II, yang merupakan cucu Tligath Pileser III, Israel tidak selamat. Sargon II yang sangat agresif melancarkan serangan brutal ke Israel. Tanah Israel dibumihanguskan, bangsanya di genosida. Ribuan bangsa Israel di musnahkan, sisanya lebih dari 27 ribu diusir ke daerah miskin Asia Kecil. Status politik Israel di hapus dari peta.

Sekitar 35 tahun kemudian, masyarakat Israel sudah berdiri kembali, di bawah kepemimpinan Hizkia, yang didampingi oleh Nabi Yesaya. Namun demikian wilayah ini masih tetap dalam kendali kekuasaan Assiria, rajanya bernama Sankherib, putra Sargon II. Masyarakat Israel ingin bebas dari kekuasaan Sankherib, namun karena Assiria masih terlalu kuat, mereka kembali berhubungan dengan Mesir yang saat itu dipimpin raja Tirhakah. Melihat gelagat pengkhiatan Israel, pada tahun 685 SM, Sankherib mengirim pasukan kembali ke Israel. Pasukan Mesir datang untuk melindungi Israel, namun tidak cukup kuat, sehingga terusir kembali ke negerinya. Kini Israel kembali berhadapan sendiri melawan Assiria. Namun beruntung, sebelum Assiria kembali membumihanguskan Israel, wabah penyakit datang menimpa pasukan Assiria, hingga mereka tidak tahan dan memutuskan pulang kembali ke Assiria. Kali ini Israel selamat dari pembantaian. Namun demikian wilayah Israel masih dalam bayang-bayang Assiria.

Pada tahun 605 SM, muncul orang kuat di Babilonia. Dengan kekuatannya, dia mampu mengubah peta politik Assiria. Yang semula Babilonia adalah jajahan Assiria, kini dia mampu membalikan keadaan, mengubah Assiria menjadi jajahan Babilonia. Tidak berhenti sampai di situ, dia juga berhasil mengusir Mesir dari tanah Israel dan hendak menjadikan Israel sebagai jajahannya. Dia lah sang raja Babilonia yang perkasa, Nebuchadnezzar II.

Israel, di bawah kepemimpinan Zedekia, tidak tinggal diam. Mereka menolak di jajah Babilonia, terus berusaha merayu Mesir untuk membantu melepaskan dirinya dari Babilonia. Namun raja Mesir Necho II tidak cukup kuat melawan Nebuchadnezzar II. Demikian juga putra penggantinya, yaitu Psammetichus. Bahkan pengganti berikutnya, Apries menyatakan diri mundur sepenuhnya dari Israel.

Dengan mundurnya dukungan Mesir kepada Israel, membuat Nebuchadnezzar II semakin kalap dan tidak terkendali dalam menyerbu dan membumihanguskan Israel (587 SM). Seluruh kota Yerusalem di bakar, tembok dan benteng di runtuhkan, Gedung di robohkan, termasuk kuil Solomon. Seluruh keturunan Zedekia, para pejabat dan imam di bunuh. Zedekia sendiri di butakan dan di seret ke Babilonia. Rakyat dibariskan di giring menuju pembuangan, sisanya di usir keluar dari Yerusalem.

Pada tahun 539 SM, Kerajaan Babilonia dihancurkan oleh Raja Cyrus II dari Persia. Dengan sendirinya, kini wilayah Israel menjadi daerah jajahan Persia. Namun sikap Raja Cyrus II cukup bijaksana menghormati agama-agama yang berkembang di wilayah kekuasaannya, sehingga nasib bangsa Israel merasa lebih baik dari sebelumnya.

Tahun 332 SM, Alexander The Great dari Makedonia, menyerang Persia di daerah Suriah. Pertempuran sengit meninggalkan korban sebanyak 30 ribu jiwa. Suriah dan Yerusalem jatuh dan dikuasai Makedonia.

Pada 323 SM, Alexander meninggal, kerajaan dibagi lima wilayah atau satrap. Yerusalem termasuk dalam satrap Seleukia dengan pimpinan Jenderal Seleucus V. Waktu terus berlalu, sampai suatu saat Seleukia dipimpin oleh Antiokhus Epiphanes yang jahat terhadap Yerusalem. Seorang tokoh, Yudas muncul memimpin gerilya bangsa Israel, dan ketika Antiokhus Epiphanes meninggal, Yudas mengangkat dirinya sebagai pimpinan Palestina. Namun sayang kekuasaan Yudas tidak berlangsung lama. Karena pewaris Antiokhus Epiphanes, Demetrius I menyerbu, Yudas terbunuh dan Yerusalem jatuh kembali. Demetrius I tidak sejahat orang tuanya, dia mengijinkan Yonathan menjadi pimpinan Yerusalem, namun tetap di bawah kendali Seleukia.

Propinsi Romawi

Tahun 66 SM, Pompei dari Romawi menyerbu dan mengambil alih kawasan Suriah. Pompei menjadikan Suriah sebagai propinsi dan mengangkat Herodes sebagai Gubernur. Sementara Yerusalem, yang oleh orang Romawi disebut sebagai Palestina, dijadikan distrik di bawah Suriah dengan pimpinan pendeta Hyrcanus II.

Tahun 42 SM, Romawi pecah menjadi 3 bagian, dan Suriah diserahkan ke Romawi Timur, di bawah kuasa Raja Antonius. Karena Antonius asyik dengan istrinya Cleopatra di Mesir, Raja Partia Orodes II menyerbu dan menguasainya. Namun tak lama, sang Raja di bunuh anaknya Phraates IV. Tahun 37 SM, Antonius kembali datang ke Suriah dan mengusir Phraates IV. Kini, Suriah dan Palestina kembali di kuasai oleh Romawi Timur. Namun pada tahun 30 SM, Romawi Timur di ambil alih kembali oleh Romawi (Barat), dengan rajanya Oktavianus.

Pada masa kekuasaan Romawi Oktavianus inilah, Nabi Zakariya AS hidup dan berdakwah di distrik Palestina.

Pada tahun 4 SM, Gubernur Suriah Herodes wafat, meninggalkan tiga putra. Kaisar Romawi Oktavianus membagi wilayah Palestina menjadi tiga. Herodes Antipas mendapatkan wilayah Galilea, Archelaus mendapatkan Samaria dan Yudea, sementara Philipus mendapat bagian utara. Namun karena ternyata Archelaus jahat, Kaisar mencabut kekuasaanya dan digantikan oleh seorang prokurator Romawi, Pilates pada 6 M. Pada 13 M, Oktavianus mewariskan kekuasaanya kepada Tiberius, dengan demikian Palestina dalam kuasa Kaisar Tiberius, sampai 37 M.

Pada saat Romawi dikuasai Tiberius inilah, Nabi Isa AS dan Yahya AS hidup dan berdakwah di distrik Palestina.

Sejak Tiberius dan dilanjutkan oleh penguasa-penguasa Romawi berikutnya, seluruhnya adalah penguasa yang tidak cakap, kejam, dengan akhlak yang rendah. Mereka adalah Caligula (37 – 40 M), Cloudius (40 – 54 M), Nero (54 – 68 M), Galba (68 M), dan Otho (68 M).

Penguasa selanjutnya adalah Vespasianus (69 – 79 M). Berbeda dengan para pendahulu, Vespasianus di kenal cakap dan mampu mengatur pemerintahan. Namun pada saat ini pula, gejolak Yahudi di Palestina dapat dipadamkan sepenuhnya.

Generasi penguasa Romawi berikutnya kembali diisi oleh orang yang tidak kompeten, berebut dan saling bunuh, yaitu Titus (79 – 81 M), Domitianus (81 – 96 M), Nerva (96 – 97 M). Pengganti Nerva adalah seorang Jenderal handal bernama Traianus (97 – 117 M) yang sangat cakap dan ahli dalam mengatur pemerintahan.

Pengganti Traianus adalah Hadrianus (117 – 138 ). Pada masa pemerintahannya, terjadi pemberontakan besar Yahudi, yang berujung pembantaian 580 ribu Yahudi dan nyaris memusnahkan kota (135 M).

Rentang Waktu

1.       [2.085 SM] Nabi Ibrahim AS dan rombongan tiba di Kanaan, kemudian karena bencana kekeringan pergi ke Mesir bertemu dengan Raja Mesir Aktoy III, dan akhirnya kembali ke Kanaan.

2.      [1.870 SM] Ya’qub berkelahi dengan malaikat yang kemudian memanggilnya dengan sebutan Israel.

3.      [1.840 SM] Nabi Ya’qub AS dan keluarga di undang anaknya Nabi Yusuf AS untuk datang ke Mesir dan menetap di Mesir. Namun setelah meninggal, keduanya di maqamkan di Herbon Israel, sekitar 1.818 SM.

4.      [1.446 SM] Eksodus Bani Israil keluar Mesir, dipimpin Musa AS dan Harun AS

5.      [1.446 – 1.050 SM] Perjuangan dan peperangan panjang Bani Israil untuk merebut tanah yang dijanjikan dari tangan penduduk Filistin

6.      [1.050 SM] Kerajaan Israel terbentuk, raja pertama Saul, kemudian Daud, Sulaiman, dan Raj’am.

7.      [926 SM] Kerajaan Israel jatuh, dikuasai oleh Raja Sheshong dari Mesir

8.      [730 SM] Israel di kuasai oleh Raja Tiglat-Pileser III dari Kerajaan Assiria

9.      [726 SM] di Pimpin Hoshea, Israel membrontak kepada Assiria

10.    [721 SM] Pemberontakan Israel di tumpas oleh Raja Assiria Sargon II, rakyat di genosida dan sisanya diusir. Inilah genosida pertama bagi bangsa Israel di tanah mereka sendiri.

11.      [685 SM] Di Pimpin Hizkia dan Nabi Yesaya, mencoba melepaskan diri dari Jajahan Raja Sankherib Assiria, dan kembali membangun hubungan dengan Mesir.

12.     [587 SM] Ketika Babilonia di pimpin Nebuchadnezzar II telah mencapai kejayaan dan menjajah Assiria, Babilonia juga ingin mengambil alih Israel. Israel yang dipimpin Zedekia menolak Babilonia dan terus berhubungan dengan Mesir. Namun karena Mesir tidak cukup kuat melindungi Israel, Nebuchadnezzar II menyerbu dan melakukan genosida (kedua) serta pengusiran terhadap bangsa Israel.

13.    [539 SM] Babilonia di kuasai Persia, otomatis Israel menjadi jajahan Persia. Namun Raja Cyrus II bijaksana menghormati agama di wilayah kuasanya, hingga bangsa Israel merasa hidup lebih baik.

14.     [332 SM] Yerusalem dikuasai Alexander The Great dari Makedonia

15.    [323 SM] Makedonia dibagi lima wilayah, Yerusalem di bawah satrap Seleukia.

16.    [66 SM] Yerusalem, disebut sebagai Palestina, diserbu dan dikuasai oleh Pompei dari Romawi, dan dijadikan distrik dengan pimpinan pendeta Hyrcannus II, melapor kepada Gubernur Suriah, Herodes.

17.     [42 SM] Suriah dan Palestina diserahkan ke Romawi Timur, di bawah kuasa Antonius.

18.    [41 SM] Suriah dan Palestina di serbu dan diambil alih kembali oleh Orodes II dari Partia.

19.    [37 SM] Antonius dari Romawi Timur mengusir Partia dari Suriah dan Palestina.

20.   [30 SM] Romawi Timur di ambil alih oleh Romawi (Barat), sehingga Suriah dan Palestina di bawah kendali Romawi dengan Kaisar Oktavianus.

21.     [4 SM] Gubernur Suriah Herodes meninggal, di wilayah di bagi tiga. Yerusalem masuk wilayah Galilea dengan pimpinan Herodes Antipas.

22.    [13 M] Kaisar Romawi Oktavianus meninggal di gantikan Tiberius.

23.   [66 M] Kaisar Verpasianus menumpak tuntas pemberontakan Yahudi

24.   [135 M] Kaisar Hadrianus menghancurkan kota dan membunuh 580 ribu bangsa Yahudi. Mungkin ini menjadi genosida ketiga bangsa Yahudi.

 

==============================  selesai.  ==============================

Catatan: Tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan sebelumnya : Abad Masehi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 360 Leader - John C Maxwell

Hampir semua pemimpin memiliki pimpinan yang lebih tinggi. Bolehlah dibilang, tidak ada pemimpin yang tidak memiliki pemimpin diatasnya. Karenanya, buku The 360 Leader karangan John C. Maxwell ini sejatinya adalah untuk semua pemimpin, bukan hanya untuk para manajer yang selalu berada di bawah para pemilik perusahaan. Pun demikian, penjelasan buku ini memang lebih difokuskan kepada para manajer, senior manajer dan para pemimpin sejenis dalam perusahaan yang berada di bawah kepemimpinan orang-orang di atasnya. Buku setebal 400 halaman ini mengawali penjelasanya dengan 7 mitos tentang memimpin dari bagian tengah. Berikutnya menjelaskan tantangan yang dihadapi pemimpin 360 Derajat. Pada bagian ketiga dijelaskan bagaimana memimpin ke atas. Bagian keempat dan kelima menjelaskan praktik memimpin ke samping dan ke bawah. Pada bagian akhir dijelaskan nilai-nilai pemimpin 360 Derajat. Prinsip utama dari kepemimpinan 360 derajat adalah bahwa pemimpin bukanlah posisi, melainkan pe

WIMAX KANDIDAT JARINGAN 4G

Pada awal tahun 2000-an, bahkan sampai dengan saat ini kita sudah sangat familiar dengan teknologi Wi-Fi, diantaranya adalah wireless yang kita gunakan sehari-hari di Laptop. Teknologi Wi-Fi di Laptop ini merupakan implementasi dari standar IEEE 802.11x, yang sebenarnya telah mengalami perkembangan dari mulai 802.11a, 802.11b sampai 802.11g. Perkembangan tersebut menghasilkan kecepatan dan jangkauan yang lebih baik, spektrum frekuensi yang lebih efisien dan sebagainya. Teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (Wimax) merupakan implementasi standar IEEE 802.16x, yang notabene adalah pengembangan dari teknologi Wi-FI dengan standar IEEE 802.11. Wimax dikembangkan oleh Wimax Forum yang dimotori lebih dari 400 vendor global seperti Intel, Siemens, ZTE, Nokia dan lainnya. Secara umum kita mengenal dua jenis Wimax, yaitu Wimax untuk jaringan tetap atau disebut Fixed Wimax, dan Wimax untuk jaringan bergerak atau sering disebut Mobile Wimax. Teknologi Fixed Wimax mampu menduk

Liburan Keluarga di Kuala Lumpur

Masjid Putra Kunjungan Kuala Lumpur kali ini merupakan yang ke sekian kalinya, tapi menjadi yang pertama kali untuk liburan keluarga. Liburan keluarga selalu mendapatkan pengalaman yang berbeda dibandingkan liburan bersama teman kantor, apalagi jika dibandingkan dengan perjalanan dinas. Seperti biasanya, kami memilih untuk ''berjalan sendiri", tanpa bantuan agen travel atau pun guide lokal. Otomatis, saya akan menjadi EO sekaligus guide-nya. Kami sudah pesan tiket jauh hari, agar keluarga merasa nyaman dan tentu saja agar harga tiket lebih miring. Kami mendapat tiket Malaysia Airline PP sekitar 1,7 juta rupiah, karena berdekatan dengan liburan Natal. Jika waktu kunjungan jauh dari liburan bersama, mungkin bisa mendapatkan tiket lebih hemat. Untuk akomodasi, kami pilih tengah kota, agar mudah jalan kaki kemana pun, dan tentu saja dekat dengan Petronas Twin Tower. Tidak usah kawatir harga mahal, buktinya saya mendapatkan hotel butik yang sangat nyaman, denga