Langsung ke konten utama

Abad Masehi

 

Dinasti Han Masih Berkuasa di China

Menjelang abad masehi, Dinasti Han di perintah oleh Kaisar Xuandi dan setelahnya di wariskan kepada anaknya Yuandi. Karena usia, Yuandi meninggal pada tahun 33 SM, dan mewariskan kekaisaran kepada Chengdi (33 SM – 7 M). Karena Chengdi masih terlalu muda, ibunya, Cheng-Chun bertindak sebagai wali atas anaknya. Setelah umur menginjak usia 18 tahun, pemerintahan di kendalikan oleh Chengdi, sampai akhirnya dia meninggal pada tahun 7 M.

Karena Chengdi tidak punya anak laki-laki, kekaisaran diwariskan kepada keponakannya, Aiti (7 – 13 M). Hanya enam tahun memerintah, Aiti meninggal, tanpa anak laki-laki, dan kekaisaran diwariskan kepada Ping, dan berikutnya kepada Ruzi, yang juga berusia muda. Kekaisaran di kendalikan oleh walinya bernama Wang Mang. Selama pemerintahannya, kekaisaran relatif kacau, selain karena pemberontakan juga karena wabah dan bencana yang terus melanda rakyat. Akhirnya, pada 23 M, Wang Mang melepaskan kekuasaannya dan lari.

Kekaisaran ditinggal oleh Wang Mang tanpa pewaris yang jelas, menimbulkan perang saudara. Setelah dua tahun perang saudara, muncul tokoh yang mampu membuat klaim atas kekaisaran, yaitu Liu Xiu, atau bergelar Guang Wudi (25 – 57 M). Pemerintahan Guang Wudi berjalan baik dan kesejahteraan mulai pulih kembali. Kaisar memindahkan pusat kota dari Chang’an ke Loyang, sekitar 300 kilometer sebelah timur. Setelah 32 tahun berkuasa, Guang Wudi meninggal karena usia, kekaisaran diteruskan oleh anaknya Mingdi, yang berusia 29 tahun. Mingdi mempunyai jenderal yang terkenal bernama Pan Ch’ao. Kerjasama keduanya mampu memperluas wilayah kekuasaan, dan membuka jalan ke barat yang sebelumnya telah di tutup oleh Partia-Roma. Kaisar Mingdi tertarik kepada ajaran Budha dari India, mendorongnya mengirim orang untuk belajar ke India. Dan Setelahnya, dia dan keluarganya mengikuti ajaran Budha, hingga akhirnya meluas kepada para pejabat dan pelajar di China.

Kerajaan Partia dan Kushan

Di perbatasan timur Roma, ada Kerajaan Partia, duduk di tahta Raja Artabanus III, putra dari seorang patriot Partia yang merebut tahta dari Vovones I, yang dianggap bersikap seperti orang Romawi. Artabanus membagi wilayah menjadi 18 kerajaan kecil dan menempatkan saudara-saudara nya menjadi raja kecil. Kini Kerajaan Partia semakin kokoh dan kuat. Bahkan dia sempat tertarik untuk membuat kerajaan ke-19 dengan mencaplok Armenia. Namun upayanya gagal, karena Romawi menghalanginya. Tahun 37, terjadi pertemuan damai dengan Roma, menyepakati bahwa Armenia adalah batas negara bebas.

Gagal mengambil Armenia, Artabanus III tertarik dengan wilayah timur, yaitu kerajaan Kushan, yang berada di utara Punjab, saat ini sekitar Kabul. Meskipun usaha untuk invasi Kushan juga tidak berhasil. Kushan di pimpin oleh Kujula Kadphises, sejak tahun 30 M, dan berkuasa hampir lima puluh tahun. Rakyat Kushan mempunyai dua agama, yaitu Budha dan Dewa Zeus. Budha berasal dari budaya India, sedangkan Dewa Zeus berasal dari pengaruh barat, Babilonia. Semakin lama, kerajaan Kushan semakin luas wilayahnya, hingga mendekati batas Partia di barat. Bangsa Kushan juga makin makmur dan kaya, dan terus bertahan dari ambisi raja Partia untuk menaklukannya.

Romawi, antara Republik Kekaisaran dan Junta Militer (13 – 69 M)

Setelah Oktavianus meninggal, kekuasan di berikan kepada Tiberius (13 – 37 M), yang berusia 54 tahun. Sebetulnya, penunjukan Tiberius bukan karena kesukaan apalagi kemampuan, namun lebih karena kebutuhan. Tiberius adalah orang yang tidak berkarisma, murung, tidak menarik, sulit berbicara, main perempuan, meluapkan nafsunya tanpa batas dan kejam.

Sumber: Wikipedia
Tiberius mempunyai anak bernama Drusus. Seperti hal ayahnya, Drusus pun bukan tipe pemimpin yang ideal. Sebenarnya dia calon pewaris tahta dan sudah diberi jabatan Konsul, namun meninggal pada tahun 23 M. Tiberius punya keponakan Germanicus, yang sebelumnya menjadi panglima di Kawasan Jerman, di pindahkan menjadi gubernur propinsi Suriah. Namun ternyata, Germanicus pun berumur pendek, meninggal meninggalkan istri dan anak bernama Caligula.

Sekitar tiga tahun setelah kematian anaknya, Tiberius makin aneh, ia meninggalkan Roma menuju Kampania dan kemudian menuju Capri. Akhirnya dia menetap di Capri dan memerintah Romawi dari tempat ini. Di tempat inilah, dia membangun surganya sendiri, dan melampiaskan nafsu dunianya tanpa batas. Tiberius meninggal pada tahun 37 M, karena penyakit.

Setelah Tiberius meninggal, kekuasaan dilanjutkan oleh Caligula (37 – 40 M), anak Garmanicus yang sudah meninggal sebelumnya. Pada awal pemerintahannya, dia nampak baik, dengan merangkul semua pihak, namun selanjutnya, dia mulai menampakkan sifatnya yang keji dan mengerikan. Pada tahun 39 M, dia memecat kedua Konsul dan membubarkan Senat dengan paksa. Tahun 40, dia membuat banyak patung dirinya dan menyuruh rakyatnya untuk menyembah patung tersebut. Di Yerusalem, orang-orang Yahudi, paling keras menolak permintaan Caligula, dan meminta kepada Komandan Romawi setempat, Petronius, untuk mengirim surat kepada Caligula terkait perintah tersebut. Sebelum jawaban tiba, ternyata Caligula sudah di bunuh oleh pengawal kerajaannya sendiri. Caligula memerintah hanya tiga tahun sepuluh bulan.

Setelah Caligula meninggal, pamannya sendiri, kakak Germanicus, bernama Claudius (40 – 54 M), menyatakan klaim atas tahta Caligula. Seperti kaisar sebelumnya, Tiberius dan Caligula, Claudius juga keji, membunuh saingannya tanpa ampun. Namun demikian, dia berhasil membuat prestasi dengan mengukuhkan Britania dalam kekuasaanya, berkat bantuan penglima tangguh, Verpania. Karena istrinya selingkuh, dia membunuh beserta selingkuhannya. Kemudian dia menikahi adik Caligula, Agrippina, yang sudah membawa anak bernama Lucius Domitius, yang kemudian diadopsi sebagai anak dan memberi nama Nero. Tahun 54 M, Claudius meninggal, kemungkinan di racun oleh keluarganya sendiri. Sebagai pewaris tahta adalah anak adopsi, Nero.

Nero (54 – 68 M), juga mirip pendahulunya. Pada awal pemerintahan, dia Nampak saleh, namun selanjutnya begitu keji dan bengis. Tahun 58, dia mengambil istri temannya sendiri, Otho. Tahun 59 M, dia bermaksud melenyapkan ibunya sendiri. Tahun 64 M, terjadi kebakaran besar di kota Roma, dan rakyat menuduh Nero sebagai dalangnya. Untuk mengalihkan tuduhan tersebut, Nero membunuh banyak orang dengan banyak dakwaan. Selanjutnya dia menuding kaum Kristiani dengan tuduhan yang aneh dan hukuman yang sadis luar biasa. Tahun 66 M, Nero membuat keputusan blunder, dengan menyerahkan Armenia kepada Partia. Tahun 68 M, Pengawal kerajaan merencanakan kudeta, namun Nero telah mendahului lari dan bunuh diri.

Galba (68 M), Gubernur Hispania, mantan Konsul di Daulat sebagai pengganti Nero. Namun kekuasannya hanya bertahan tujuh bulan. Ketika pada suatu upacara, Pengawal kerajaan mengumumkan Otho sebagai imperator yang baru. Galba di bunuh di tempat, tubuhnya di buang di jalan dan kepalanya ditusukkan pada sebuah tiang.

Kini Otho (68 M) menjadi penguasa Romawi, namun sayang, para tentara di Kawasan Jerman menginginkan komandan mereka, bernama Vitellius, naik tahta. Akhirnya terjadi perang saudara di Cremona, dan Otho kalah. Vitellius naik tahta dan membubarkan pasukan pengawal kerajaan dan membentuk kembali dengan susunan pasukannya sendiri.

Kudeta Vitellius (69 M) tidak disukai oleh sebagian elit Romawi dan mereka mendorong Vespasianus, panglima perang Claudius, untuk merebut tahta Vitellius. Kedua pasukan bertempur di Cremona, dan dimenangkan oleh Vespasianus. Tahun 69 M, Vitellius di bunuh dan mayatnya di lempar ke sungai Tiber.

Selama setengah abad, Romawi diperintah oleh kaisar-kaisar (princeps) yang tidak berkarisma, tidak kompeten, kejam, nafsu birahi tidak terkendali. Bentuk pemerintahan juga semakin kabur, antara bentuk republik, kaisar atau junta militer. Rakyat menghendaki bentuk republik, namun penguasa selalu terdorong menghendaki kekaisaran, namun realitasnya, junta militer dan pengawal kerajaan yang sangat berkuasa sekaligus menentukan suksesi pemerintahan. Namun demikian, meski suksesi pemerintahan berjalan sangat kacau, Romawi tetap dan masih bertahan sebagai kekaisaran terbesar di muka bumi yang tidak tertandingi, bahkan wilayah kekuasaannya terus bertambah.

Vespanius penguasa berikutnya. Dia berkuasa sekitar 10 tahun dalam pemerintahan yang damai dan sukses. Salah satu prestasinya adalah menghentikan pemberontakan Yahudi secara keseluruhan dan menyerahkan Palestina kepada provinsi Suriah.

Tahun 79 M, Vespanius wafat karena sakit, selanjutnya diganti oleh Titus sebagai pewaris. Titus memerintah hanya sekitar 3 tahun, dan selama masa pemerintahanannya, Romawi di guncang bencana-bencana besar, antara lain Gunung Vesuvius meletus.

Tahun 81 M, Titus sakit dan meninggal pada usia 42 tahun. Digantikan oleh adiknya Domitianus. Domitianus memerintah dengan sangat keras dan kejam, sampai tahun 96 M, akhirnya mati di bunuh oleh istri dan orang-orang dekatnya.

Senat menunjuk salah satu anggotanya Bernama Nerva. Nerva kurang sukses menjalankan pemerintahannya dan berakhir dengan pembunuhan pula pada tahun 97 M. Sebelum meninggalnya, dia menunjuk Jenderal Traianus sebagai penggantinya. Berbeda dengan penguasa sebelumnya, Jenderal Traianus menjalankan pemerintahan dengan baik dan membangun hubungan mesra dengan senat. Rakyat merasakan kesejahteraan dan kesenangan. Dalam kekuasaannya, Roma mencapai kebesarannya. Ia mengakhiri pemerintahan saat wafat pada tahun 117 M.

Traianus tidak menunjuk pengganti, akhirnya ditunjuk wali sah Hadrianus yang saat itu memimpin Suriah. Pada masa pemerintahannya, terjadi pemberontakan besar Yahudi. Namun Hadrianus mampu mengatasi bahkan Roma membantai 580 ribu Yahudi dan nyaris memusnahkan Kota Yehuda. Prestasi lainnya adalah Pembangunan tembok sepanjang skotlandia untuk menahan para penyerbu asing dari bangsa Celt di Utara. Di bawah tangan Traianus dan Hadrianus, Romawi kembali berjaya dan menunjukan kebesarannya.

Pilates dan Herodes Antipas di Galilea (32 M)

Sementara Tiberius sedang melampiaskan nafsunya sendiri di pusat kekuasaan Romawi, jauh di Kawasan Yerusalem sedang berkuasa tiga orang pemimpin, putra Herodes, raja kecil Yerusalem  yang meninggal tahun 4 SM. Di Galilea, pemimpin kecil yang dulu ditunjuk oleh Oktavianus, bernama Herodes Antipas. Sementara di Samaria, pemimpin yang ditunjuk adalah Pontius Pilates. Pilates bukan putra Herodes, dia adalah procurator Romawi yang di pilih oleh Oktavianus menggantikan saudara Herodes Antipas, Archelous, yang berperilaku jahat. Sementara di bagian utara, pemimpin yang ditunjuk Oktavianus adalah Philipus. Sesuai dengan instruksi Oktavianus, putra Herodes hanya diberi kewenangan sebagai pemimpin budaya atau agama, tidak menjadi pemimpin politik. Sedangkan Pilates, karena dia adalah procurator Romawi, mempunya kewenangan yang lebih luas dibanding Herodes Antipas dan Philipus.

Di Galilea, muncul seorang tokoh yang mendeklarasikan diri sebagai seorang nabi, dia di kenal dengan nama Yesus. Yesus mengusik ketenangan Herodes Antipas, dengan mempertanyakan hak mereka menguasai kehidupan religius kaum Yahudi. Herodes Antipas merasa terdesak dengan tekanan dan popularitas Yesus, sehingga memaksa nya untuk mencari cara menutup mulut Yesus. Namun sayang, Herodes Antipas tidak memiliki kuasa untuk melakukannya. Akhirnya, dia mencoba meyakinkan Pilates, bahwa Yesus melakukan palanggaran politik dan harus di hukum. Pilates setuju menghukum mati Yesus, yang tidak membantahnya ketika ditanya apakah dia mengaku sebagai raja kaum Yahudi. Bentuk hukumannya adalah salib, yang merupakan hukuman standar bangsa Romawi, yang sudah diterapkan berabad-abad lamanya, termasuk hukuman untuk para budak yang mengikuti Spartacus.

NABI ISA AS (1 SM – 32 M)

Nabi Isa AS adalah putra dari Maryam binti Imran bin Basyim bin Amun bin Misya bin Hizqiya bin Ahriq bin Maustim bin Azaziya bin Amshiya bin Yuwasy bin Ahrihu bin Yazim bin Yahfazyath bin Isya bin Aban bin Rahbaam bin Sulaiman AS.

Ayah Maryam, Imran adalah salah seorang ahli sholat dari kalangan Bani Israil dan ibunya Hannah binti Faqul bin Qabil adalah seorang wanita ahli ibadah. Sedangkan pengasuh Maryam adalah Zakariya AS yang merupakan nabi dan rosul, sekaligus suami dari Asy-ya, saudara perempuan Maryam. Zakariya AS memiliki putra yang juga seorang nabi dan hidup semasa dengan Isa AS, yaitu Yahya AS. Terlihat dari silsilah ini, Isa AS terlahir dari keluarga besar yang sangat sholeh.

Setelah dilahirkan oleh ibunya, Maryam dibawa ke masjid untuk diserahkan pengasuhannya kepada para ahli ibadah. Seketika itu terjadi perselisihan, akhirnya di lakukan undian. Setelah dilakukan undian ketiga, ternyata tetap dimenangkan oleh Zakariya AS, sehingga nabi terpilih menjadi pengasuh Maryam. Dalam asuhan Zakariya AS, Maryam tumbuh menjadi wanita ahli ibadah yang sangat sholehah dan jauh dari jangkauan pria. Saat itu, Zakariya AS sudah cukup tua, namun belum memiliki anak. Berkat anak asuh yang baru ini, Zakariya semakin bersemangat untuk berdoa memohon diberi anugerah anak. Dan akhirnya, doa tersebut terkabulkan.

Ketika masa haid tiba, Malaikat Jibril di utus Allah SWT untuk mendatangi Maryam. Maryam kaget atas kehadiran Jibril yang menyerupai manusia sempurna, namun berkat penjelasannya, akhirnya bisa dimengerti. Atas perintah Allah SWT, Jibril meniupkan ruh (Tuhan) ke Rahim, selanjutnya Maryam menjalani masa kehamilan.

Menjelang waktu kelahiran bayi, fitnah tersebar luas. Banyak kaum menuduh Maryam telah berzina dengan Yusuf bin Ya`qub bin Najjar, seorang yang sholeh putra pamannya, yang juga dekat dengan Maryam. Karena besarnya fitnah, akhirnya Maryam lari dan mengisolasi diri. Beban fitnah, isolasi dan kandungan, menjadikan Maryam sempat hampir putus asa, hingga akhirnya datang pertolongan Allah SWT. Akhirnya Isa AS dilahirkan dengan selamat di sekitar Baitul Maqdis Bait Lahm (Betlehem).

Setelah bayi lahir, fitnah masih terus tersebar, hingga akhirnya muncul mukjizat, bayi Isa AS berbicara menjelaskan kelahiran dirinya. Mukjizat Isa AS tersebar luas, hingga akhirnya banyak utusan pembesar datang dan sebagian bermaksud membunuhnya. Mendengar berita ini, Maryam membawa putranya pergi ke Mesir dan menetap di sana. Setelah berumur dua belas tahun, mereka kembali ke Baitul Maqdis.

Sejak kecil Isa AS telah menunjukkan berbagai mukjizat yang menakjubkan. Diantaranya menghidupkan orang yang sudah mati, menyembuhkan orang buta, menyembuhkan berbagai macam penyakit, mengetahui barang yang disimpan keluarga dalam rumah, berbicara saat bayi, menghidupkan burung dari tanah, menurunkan hidangan dari langit, berjalan di atas air laut, dan masih banyak lagi. Meski berlimpah mukjizat, kehidupan Isa AS sungguh bersahaja. Nabi tidak memiliki rumah tempat tinggal, berpakaian bulu, sering makan dedaunan, tidak berkeluarga dan tidak berharta. Nabi tidak menyimpan sesuatu untuk kehidupan esok hari. Di masa kecil, Isa makan dari upah yang diperoleh ibunya sebagai penjahit.

Kitab Injil turun kepada Isa AS ketika nabi berusia 30 tahun. Kitab turun pada malam ke delapan belas bulan Ramadhan berselang 1.050 tahun dari kitab Zabur, yang turun pada malam kedua belas bulan Ramadhan, yang berselang 482 tahun dari kitab Taurat, yang turun pada malam keenam bulan Ramadhan. Sedangkan Al-Quran turun pada malam kedua puluh empat bulan Ramadhan.

Suatu masa, ketika Nabi berusia 33 tahun, pada hari Jumat malam Sabtu, Isa AS beserta 12 muridnya sedang berkumpul dalam sebuah rumah dekat Baitul Maqdis. Kedua belas murid Hawariyyun tersebut Petrus, Ya`qub bin Zabda, Yohannes, Andreas, Philipus, Bertolomeus, Mathius, Thomas, Ya`qub bin Khalqiya, Tadeus, Fatatiya, dan Yudas Iskariot. Rombongan para pembunuh, yang dipimpin oleh Daud bin Naura, berada di luar rumah mengepung dan hendak segera masuk. Isa AS menawarkan kepada muridnya, siapa yang bersedia di serupakan dan menggantikan dirinya untuk ditangkap oleh para pengepung. Seorang pemuda, Yudas Iskariot, dengan berani dan teguh bersedia menggantikan nabi. Setelah Yudas terpilih, Isa AS diangkat Allah SWT menuju ke langit, dan para pengepung masuk menangkap Yudas dan kemudian menyalibnya.

Beberapa hari setelah penyaliban, Maryam mengunjungi tempat tersebut dan menangis. Saat itu, Isa AS datang dan menjelaskan kepada Ibunya. Isa AS juga berpesan kepada Ibu untuk disampaikan kepada kaumnya Hawariyyun untuk bertemu dirinya di suatu tempat. Lima tahun setelah pertemuan tersebut, Maryam wafat dalam usia 53 tahun.

Konon, kabar penyaliban terdengar oleh penguasa Romawi di Damaskus[1]. Gubernur Damaskus memanggil dan meminta penjelasan kepada para pengikut Isa AS. Setelahnya, dia berpihak pada pengikut Isa AS dan meminta untuk membawa tiang salib untuk di bawa ke istana dan diagungkan. Dari situlah, akhirnya para pengikut Isa AS mengagungkan salib. Sementara, Ibu Gubernur, Halainah al-Harraniyah (Helen) memerintahkan untuk membuat gereja di tempat pembuangan mayat yang di salib. Tempat ini dikenal Qumamah. Tempat ini dipercaya sebagai lokasi bangkitnya Isa AS menjelang hari kiamat.

Sepeninggal Isa AS, Kitab Injil ditulis dalam empat kitab, yaitu Lukas, Matius, Markus dan Yohannes. Markus dan Lukas adalah sahabat nabi, sedangkan Matius dan Yohannes adalah pernah bertemu sahabat. Perselisihan terus terjadi terkait dengan Isa AS sebagai manusia atau anak Tuhan. Hingga pada 300 tahun setelah wafatnya Isa AS, diselenggarakan rapat besar para pemuka agama Nasrani. Pada rapat besar tersebut, diputuskan oleh Raja Qanstantin, bahwa Isa adalah Tuhan dan Putra Tuhan. Kelompok yang mempercayai Isa AS sebagai manusia, yang dipimpin oleh Abdullah bin Aryus, tetap istiqomah, namun menjadi kelompok minoritas yang makin lama semakin tersisih.

========================  selesai, bersambung...  ==========================

Catatan : Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya : Babilonia Persia dan Romawi





[1] Maksudnya adalah Gubernur Suriah, yang saat itu di jabat oleh Germanicus atau penggantinya. Germanicus adalah keponakan Tiberius, kaisar Romawi yang berkuasa pada masa tersebut. Germanicus meninggalkan anak bernama Caligula, yang kelak menjadi penerus Tiberius sebagai Kaisar Romawi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 360 Leader - John C Maxwell

Hampir semua pemimpin memiliki pimpinan yang lebih tinggi. Bolehlah dibilang, tidak ada pemimpin yang tidak memiliki pemimpin diatasnya. Karenanya, buku The 360 Leader karangan John C. Maxwell ini sejatinya adalah untuk semua pemimpin, bukan hanya untuk para manajer yang selalu berada di bawah para pemilik perusahaan. Pun demikian, penjelasan buku ini memang lebih difokuskan kepada para manajer, senior manajer dan para pemimpin sejenis dalam perusahaan yang berada di bawah kepemimpinan orang-orang di atasnya. Buku setebal 400 halaman ini mengawali penjelasanya dengan 7 mitos tentang memimpin dari bagian tengah. Berikutnya menjelaskan tantangan yang dihadapi pemimpin 360 Derajat. Pada bagian ketiga dijelaskan bagaimana memimpin ke atas. Bagian keempat dan kelima menjelaskan praktik memimpin ke samping dan ke bawah. Pada bagian akhir dijelaskan nilai-nilai pemimpin 360 Derajat. Prinsip utama dari kepemimpinan 360 derajat adalah bahwa pemimpin bukanlah posisi, melainkan pe

Liburan Keluarga di Kuala Lumpur

Masjid Putra Kunjungan Kuala Lumpur kali ini merupakan yang ke sekian kalinya, tapi menjadi yang pertama kali untuk liburan keluarga. Liburan keluarga selalu mendapatkan pengalaman yang berbeda dibandingkan liburan bersama teman kantor, apalagi jika dibandingkan dengan perjalanan dinas. Seperti biasanya, kami memilih untuk ''berjalan sendiri", tanpa bantuan agen travel atau pun guide lokal. Otomatis, saya akan menjadi EO sekaligus guide-nya. Kami sudah pesan tiket jauh hari, agar keluarga merasa nyaman dan tentu saja agar harga tiket lebih miring. Kami mendapat tiket Malaysia Airline PP sekitar 1,7 juta rupiah, karena berdekatan dengan liburan Natal. Jika waktu kunjungan jauh dari liburan bersama, mungkin bisa mendapatkan tiket lebih hemat. Untuk akomodasi, kami pilih tengah kota, agar mudah jalan kaki kemana pun, dan tentu saja dekat dengan Petronas Twin Tower. Tidak usah kawatir harga mahal, buktinya saya mendapatkan hotel butik yang sangat nyaman, denga

Empat Komponen Manusia

Banyak referensi tentang kehidupan manusia telah saya pelajari, khususnya dari buku-buku tasawuf. Sejauh ini saya pahami bahwa manusia memiliki tiga komponen yang tidak terpisahkan, yaitu fisik, akal dan ruh. Alhamdulillah, pada renungan saya di segmen terakhir bulan ramadhan 1432 H ini, terbuka pemahaman baru mengenai komponen pembentuk manusia. Tentu saya meyakini kebenaran pemahaman ini, tapi bagaimana pun saya tetap membuka kemungkinan adanya pemahaman yang lebih baik. Manusia terbentuk dari empat bagian atau komponen yang tidak terpisahkan, yaitu: Pertama, Fisik atau jasad. Inilah bagian paling mudah dikenali. Fisik merupakan komponen utama dari semua makhluk di bumi ini. Melalui fisik inilah keberadaan makhluk di bumi dapat dilihat, dirasa dan dikenali. Karena komponen fisik ada di seluruh makhluk bumi, baik makhluk hidup maupun mati, maka tingkatan fisik merupakan tingkatan terendah, setara dengan tingkatan tumbuhan, hewan, tanah dan seterusnya. Kedua, Nyawa at