Langsung ke konten utama

Banjir Nuh dan Awal Dinasti (4.000 - 3.000 SM)

Ilustrasi dari kisah legenda Bahtera Nuh. [Wikimedia Commons Via Smithsonianmag.com](Wikimedia Commons Via Smithsonianmag.com)  Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan Teliti Banjir Besar Era Nabi Nuh, Apakah Benar-benar Terjadi?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/17/194500765/ilmuwan-teliti-banjir-besar-era-nabi-nuh-apakah-benar-benar-terjadi-?page=all&lgn_method=google.   Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6 Download aplikasi: https://kmp.im/app6
Penelitian para ahli sejarah menemukan buku berbahasa Akadia di perpustakaan Asiria, yang menyinggung masalah Banjir Nuh (Banjir Bah). Pada buku tersebut diceritakan, Enlil, raja para dewata, menjadi kesal karena suara manusia yang gaduh dan mengganggu tidurnya, akhirnya Enlil berusaha meyakinkan para dewa lainnya untuk memusnahkan umat manusia. Dewa Ea, yang telah bersumpah akan melindungi umat manusia, membocorkan rencana tersebut kepada orang bijak Utnapishtim melalui mimpi. Dalam versi lain, Utnapishtim disebut Ziusudra atau Attaharis. Utnapishtim yang telah mendapat bocoran informasi, selamat dari Banjir Bah, dengan naik perahu bersama keluarga, kerabat dekat dan binatang-binatang.

Terkait dengan kapan banjir bah terjadi, banyak teori telah disampaikan, namun sejauh ini belum ada yang dinyatakan paling benar. Jika bencana banjir ini sama dengan pencairan es kutub kedua, berarti terjadi sekitar 20.000 SM. Namun referensi agama menyatakan, bahwa Nabi Nuh membawa serta hewan-hewan piaraan dalam perahu-nya. Jika memang demikian, berarti Nabi Nuh hidup pada masa Revolusi Pertanian, yaitu setelah 10.000 SM, karena sejarah mencatat, manusia mulai memelihara hewan setelah memasuki jaman pertanian.

Para ahli geologi abad ke-19 mencari jejak air bah, dan mereka menemukan lapisan geologis tak teratur, kerang di puncak gunung. Teori Pitman dan Ryan, menemukan bukti air bah, menurutnya, terjadi sekitar tahun 7.000 SM. Sementara ahli arkeologi Leonard Woolley, dalam penggalian di Ur, menemukan lapisan lumpur setebal tiga meter yang memisahkan pemukiman awal Mesopotamia dari pemukiman masa sesudahnya. Woolley memperkirakan, lumpur terjadi sekitar 2.800 SM.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami, bahwa bukti-bukti terjadinya air bah masih membingungkan dan samar. Apalagi, cerita air bah juga muncul di berbagai mitos aliran kepercayaan dari berbagai belahan dunia, diantaranya di China dan India. Di China, dimana kebudayaan Yang shao dan Longshan berkembang sejaman dengan Sumeria, menceritakan, seorang panglima yang berkhianat mengoyak bubungan langit dan air turun dengan deras menggenangi bumi dan menenggelamkan seluruh manusia, kecuali seorang ratu luhur yang mengungsi ke puncak gunung bersama kelompok kecil pejuang. Di India, seekor ikan memberitahu Raja Manu, bahwa banjir besar akan terjadi, dan Raja harus segera membuat perahu.

Pada bagian di bawah ini dijelaskan munculnya dinasti awal di berbagai belahan bumi, yaitu Sumeria, Mesir, India dan China. Dinasti ini bermunculan pada periode 3.600 – 2.850 SM. Pada bagian selanjutnya, dijelaskan perihal banjir bah Nabi Nuh AS, yang mungkin terjadi sekitar 3.300 SM[1]. Dari kronologis waktunya, muncul pertanyaan, apakah kemunculan dinasti terjadi setelah banjir bah, atau sebelumnya? Jika banjir bah meliputi seluruh bumi, sedangkan Nabi Nuh AS mendarat di Sumeria, bagaimana mungkin umat manusia bisa menyebar sedemikian cepat sehingga dalam waktu kurang dari lima abad sudah muncul dinasti di Mesir, India dan China?

Penulis tidak menjawab pertanyaan tersebut, karena pernyataan banjir bah pada 3.300 SM yang meliputi seluruh bumi, termasuk umur Nabi Nuh AS yang mencapai 950 tahun, masih belum akurat dan perlu pembuktian lebih lanjut.

Dinasti Pertama Sumeria, Kish (sekitar 3.600 SM)

Setelah banjir bah, muncullah kota Kish yang terletak di antara sungai Efrat dan Tigris. Selain Kish, juga muncul kota dan desa kecil di sekelilingnya. Setiap Kota di kuasai oleh raja kecil. Masing-masing kota membuat benteng sendiri untuk pertahanan mereka, karena masing-masing raja cenderung untuk menyerang dan menguasai wilayah lain. Kota Kish makin lama makin membesar dengan mengadakan perdagangan yang makin luas dengan daerah sekitarnya. Warga Kish mendatangkan kayu dari Pegunungan Zagros dan Pegunungan Libanon, tembaga di datangkan dari Pegunungan Arab, lapis jazuli dari daerah utara, batu dari gurun sebelah barat. Sedangkan warga Kish sendiri menjual bebijian, pakaian, kulit, gerabah dan sejenisnya.

Dengan semakin kompleknya kehidupan kota Kish, muncullah raja pertama mereka bernama Gaur. Setelah Gaur, muncul nama raja-raja diantaranya yang dikenal adalah Gulla, Nidaba, Annapad, Atab, Etana dan seterusnya, sampai raja ke-22 bernama Enmebaraggesi. 

Dinasti Pertama Mesir, Menes (sekitar 3.200 SM)

Pemukiman di Mesir sudah mulai muncul pada periode 5.000 – 4.000 SM, yang disebut masa Badaria, dilanjutkan periode 4.000 – 3.000 SM, yang disebut masa Naqada. Penduduk Mesir datang dari Sumeria, akibat musim panas di daerah tersebut. Sebagian datang dari pesisir barat Laut Merah, yang akhirnya bergabung bersama di sekitar Lembah Nil.

Lembah Nil memilik banyak sumber alam, seperti binatang buruan, ikan, tembaga, emas, rami, papyrus. Namun tidak memiliki kayu. Mereka berdagang ke barat untuk mendapatkan gading, dan ke timur untuk mencari kerang.

Sungai Nil mengalir sekitar seribu mil dari arah selatan menuju delta Nil di sisi utara. Karenanya pemukiman muncul di sisi selatan dengan kota Hierakonpolis dan di sisi utara dengan kota Heliopolis, atau Memphis.

Kehadiran raja tercatat dalam inkripsi sejarah sekitar 3.200 SM di kota selatan, Hierakonpolis, dengan nama Raja Scorpio. Sekitar 100 tahun kemudian, muncul raja di sisi utara, yaitu Raja Narmer atau Menes. Pada akhirnya, Raja Menes menaklukkan kota selatan dan menggabungkannya menjadi satu kerajaan Mesir.

Raja Pertama India, Manu (sekitar 3.100 SM)

Periode jauh sebelum 3.100 SM, orang-orang dari Asia Tengah melewati celah-celah Himalaya menuju pinggiran Sungai Indus India. Salah satu dari mereka adalah orang bijak bernama Manu. Dikisahkan, Manu pernah menolong ikan kecil yang akan dimangsa oleh ikan besar. Karena kebaikannya, suatu hari ikan kecil tersebut memberitahu Manu, bahwa akan terjadi banjir bah besar. Manu beserta tujuh orang bijak Rishi membuat kapal dan akhirnya selamat dari bencana bah. Setelah banjir bah surut, Manu bersandar di pengunungan nan jauh di utara dan akhirnya dia menjadi raja pertama India.

Kejadian ini berlangsung sekitar tahun 3.100 SM. Raja menobatkan dirinya dengan nama Manu Vaivaswata. Periode selanjutnya, muncul desa-desa dan kota di sekitar sungai Indus. Masyarakat Sungai Indus semakin maju dan mampu berlayar kearah Sungai Efrat Tigris untuk berdagang dengan bangsa Sumeria. 

Dinasti Pertama China, Xia (Sekitar 2.850 SM)

Jauh sebelum tahun 3.000 SM, masyarakat China sudah hidup di antara Sungai Kuning dan Sungai Yangtze. Mereka membentuk desa-desa dan masing-masing memiliki kebudayaan yang berbeda. Beberapa kebudayaan yang sempat di catat sejarah antara lain Yang-shao, Dapenkeng, Qinglian dan Longshan.

Hingga akhirnya, pada sektiar 2.850 SM, muncul nama raja pertama dengan nama Fu Xi. Tidak seperti di Sumeria, Mesir dan India, dimana raja pertama merupakan perwakilan tuhan, raja pertama China dikenal dengan penemuan pola-pola alam, dan membentuk pikiran manusia untuk mengatur segala hal di sekitarnya.

Raja Fu Xi dilanjutkan oleh Shennong, dan raja ketiga yang lebih terkenal adalah Huangdi, yang lebih dikenal dengan Kaisar Kuning. Raja ketiga memerintah pada kisaran waktu 2.696 – 2.598 SM. Setelah tiga raja ini, diteruskan tiga raja berikutnya, yaitu Yao, Shun dan Yu. Ketiganya disebut sebagai Tiga Raja Bijaksana. Raja ketiga, Yu dikenal sebagai pendiri dinasti pertama China, yaitu dinasti Xia. 

NABI NUH AS (3.993 – 3.043 SM)

Nabi Nuh AS adalah putra Lamik bin Matwasalakh bin Idris AS. Nabi lahir sekitar 434 tahun setelah Nabi Idris AS, atau sekitar 126 tahun setelah meninggalnya Nabi Adam AS. Nuh diangkat menjadi nabi bagi kaum Bani Rasib, yang bertempat tinggal di sekitar Babilonia, Irak Selatan, ketika berusia 50 tahun, namun ada juga yang menerangkan 350 dan 480 tahun.

Penulis perlu menegaskan kembali, bahwa usia Nuh AS yang mencapai ratusan tahun, masih perlu validasi ulang. Penulis menduga, angka ratusan tahun muncul disebabkan karena sistem kalender kuno yang berbeda dengan jaman modern. Dengan demikian, tahun kelahiran 3.933 dan tahun kematian 3.043 SM, sebatas perkiraan semata.

Namun demikian, jika benar, Nuh AS hidup di sekitar 4.000 – 3.000 SM di Irak Selatan, berarti Nabi hidup bersamaan dengan tumbuhnya dinasti pertama di Sumeria, yaitu Dinasti Kish. Seperti disebutkan di atas, Dinasti Kish berkembang di kota Kish sekitar tahun 3.600 SM. Raja pertama bernama Gaur, kemudian Gulla, Nidaba, Annapad, Atab, Etana dan seterusnya, sampai raja ke-22 bernama Enmebaraggesi. Mungkin saja Nabi Nuh AS adalah salah satu dari raja-raja tersebut. Jika tidak, Nuh AS adalah rakyat atau bahkan musuh dari raja-raja tersebut.

Sebelum banjir, Nuh telah menanam pohon selama 100 tahun lamanya, untuk dijadikan kapal, yang berukuran 80 hasta, Riwayat lain mengatakan panjang 300 hasta dan lebar 50 hasta. Ketika banjir terjadi, pada hari ke sepuluh bulan Rajab, Nuh AS masuk ke dalam bahtera kapal di ikuti oleh 10, atau 72 atau 80 orang[2], serta hewan yang berpasang-pasangan. Nuh meninggalkan istri-nya yang durhaka, serta anaknya Kanán (atau Yam). Sedangkan anaknya yang ikut serta adalah Ham, Sam, dan Yafits. Sedangkan aanknya yang bernama Abil, masih diperdebatkan apakah masuk kapal atau tertelan banjir.  Sam adalah bapak bangsa Arab, Ham adalah bapak bangsa Habsyi dan Yafits adalah bapak bangsa Romawi[3]. Kapal berlayar sekitar 150 hari, dan akhirnya berlabuh di Bukit Al-Judi. Setelah berdiam selama sebulan, mereka keluar kapal pada hari As-Syura bulan Muharram.

Nabi Nuh AS berusia sekitar 600 tahun saat berlayar, dan meninggal sekitar 350 tahun lagi setelahnya. Nuh AS meninggal sekitar usia 950 tahun[4]. Nabi Nuh di makamkan di Masjidil Haram, namun pendapat lain mengatakan di Biqa (atau Kark Nuh).

Kembali pada sejarah Dinasti Kish. Apakah banjir bah Nuh AS terjadi sebelum terbentuknya dinasti Kish, atau pada saat berdirinya dinasti, atau bahkan setelah dinasti? Belum ada jawaban yang kredible terkait pertanyaan ini. Namun jika memang dua sejarah tersebut benar-benar terjadi, dan bersinggungan, kemungkinan yang mendekati benar adalah, banjir Bah Nuh AS terjadi sebelum muncul Dinasti Kish 3.600 SM.


=============================== selesai, bersambung ==================================

Catatan: Tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan sebelumnya : Peradaban Awal Sebelum 4000 SM


[1] Tahun 3.300 SM merupakan klaim yang akurasinya rendah. Namun, karena belum ada bukti yang kuat dan dipercaya, sementara angka ini kita gunakan sebagai pijakan.

[2] Menurut berbagai sumber yang berbeda.

[3] Hadits Riwayat Ahmad.

[4] QS Al-Ankabut: 14-15

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 360 Leader - John C Maxwell

Hampir semua pemimpin memiliki pimpinan yang lebih tinggi. Bolehlah dibilang, tidak ada pemimpin yang tidak memiliki pemimpin diatasnya. Karenanya, buku The 360 Leader karangan John C. Maxwell ini sejatinya adalah untuk semua pemimpin, bukan hanya untuk para manajer yang selalu berada di bawah para pemilik perusahaan. Pun demikian, penjelasan buku ini memang lebih difokuskan kepada para manajer, senior manajer dan para pemimpin sejenis dalam perusahaan yang berada di bawah kepemimpinan orang-orang di atasnya. Buku setebal 400 halaman ini mengawali penjelasanya dengan 7 mitos tentang memimpin dari bagian tengah. Berikutnya menjelaskan tantangan yang dihadapi pemimpin 360 Derajat. Pada bagian ketiga dijelaskan bagaimana memimpin ke atas. Bagian keempat dan kelima menjelaskan praktik memimpin ke samping dan ke bawah. Pada bagian akhir dijelaskan nilai-nilai pemimpin 360 Derajat. Prinsip utama dari kepemimpinan 360 derajat adalah bahwa pemimpin bukanlah posisi, melainkan pe

Liburan Keluarga di Kuala Lumpur

Masjid Putra Kunjungan Kuala Lumpur kali ini merupakan yang ke sekian kalinya, tapi menjadi yang pertama kali untuk liburan keluarga. Liburan keluarga selalu mendapatkan pengalaman yang berbeda dibandingkan liburan bersama teman kantor, apalagi jika dibandingkan dengan perjalanan dinas. Seperti biasanya, kami memilih untuk ''berjalan sendiri", tanpa bantuan agen travel atau pun guide lokal. Otomatis, saya akan menjadi EO sekaligus guide-nya. Kami sudah pesan tiket jauh hari, agar keluarga merasa nyaman dan tentu saja agar harga tiket lebih miring. Kami mendapat tiket Malaysia Airline PP sekitar 1,7 juta rupiah, karena berdekatan dengan liburan Natal. Jika waktu kunjungan jauh dari liburan bersama, mungkin bisa mendapatkan tiket lebih hemat. Untuk akomodasi, kami pilih tengah kota, agar mudah jalan kaki kemana pun, dan tentu saja dekat dengan Petronas Twin Tower. Tidak usah kawatir harga mahal, buktinya saya mendapatkan hotel butik yang sangat nyaman, denga

Empat Komponen Manusia

Banyak referensi tentang kehidupan manusia telah saya pelajari, khususnya dari buku-buku tasawuf. Sejauh ini saya pahami bahwa manusia memiliki tiga komponen yang tidak terpisahkan, yaitu fisik, akal dan ruh. Alhamdulillah, pada renungan saya di segmen terakhir bulan ramadhan 1432 H ini, terbuka pemahaman baru mengenai komponen pembentuk manusia. Tentu saya meyakini kebenaran pemahaman ini, tapi bagaimana pun saya tetap membuka kemungkinan adanya pemahaman yang lebih baik. Manusia terbentuk dari empat bagian atau komponen yang tidak terpisahkan, yaitu: Pertama, Fisik atau jasad. Inilah bagian paling mudah dikenali. Fisik merupakan komponen utama dari semua makhluk di bumi ini. Melalui fisik inilah keberadaan makhluk di bumi dapat dilihat, dirasa dan dikenali. Karena komponen fisik ada di seluruh makhluk bumi, baik makhluk hidup maupun mati, maka tingkatan fisik merupakan tingkatan terendah, setara dengan tingkatan tumbuhan, hewan, tanah dan seterusnya. Kedua, Nyawa at