Ahli sejarah menjelaskan, enam spesies manusia telah hidup sejak 2,5 juta tahun yang lalu di sekitar Afrika Timur. Namun kehidupan mereka tidak terlalu jauh berbeda dengan kelompok hewan, karena hidup di alam, dan tidak berbudaya layaknya manusia modern.
Baru pada sekitar 150 ribu tahun
yang lalu, muncul spesies baru, yang kemudian disebut Homo Sapiens, yang
menjalani kehidupan jauh berbeda dengan spesies sebelumnya. Pada periode kemunculan
Homo Sapiens ini, secara bersamaan, enam spesies sebelumnya mulai menghilang.
Bisa jadi akibat kepunahan alamiah, dan atau karena dibinasakan oleh Homo
Sapiens. Ahli sejarah menerangkan, pada sekitar 12 ribu tahun yang lalu, seluruh
spesies manusia punah, hanya tersisa Homo Sapiens.
Pada masa yang tidak dikenali pasti tahunnya, namun setelah 10 ribu sebelum masehi, diketahui adanya kehidupan manusia dengan peradaban modern awal di sekitar sungai Efrat dan Tigris, yang kemudian disebut kawasan Mesopotamia (sekitar Irak, di jaman sekarang). Ahli sejarah menyebut mereka sebagai bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria telah memiliki bahasa modern, yang disebut Bahasa Sumeria. Mereka telah menetap dalam perkampungan, bercocok tanam, memelihara hewan, bermasyarakat dan mengenal Tuhan.
Selain Sumeria, diketahui juga adanya bangsa Semit yang bermukim di sebelah barat dan sebelah selatan Mesopotamia. Konon, sebagian bangsa Semit datang dan bercampur dengan bangsa Sumeria di Mesopotamia, sehingga bahasa dan budaya mereka saling berasimilasi. Saat itulah peradaban manusia modern di mulai di sekitar sini.
Kehidupan dua bangsa ini makin meluas,
urusan mereka semakin komplek, kejahatan mulai terorganisir, kampung mereka berubah
menjadi kota, yang kemudian disebut Kota Eridu. Maka pada saat inilah, muncul
pemimpin Eridu, yang dikenal dengan nama Raja Alulim. Raja Alulim diduga
sebagai raja pertama di muka bumi. Banyak mitos tentang Raja Alulim, hampir
semua menyebut sebagai raja yang diturunkan dari langit, memerintah atas nama
Tuhan.
Pada periode peradaban awal ini, Sumeria
memiliki delapan raja. Selain Raja Alulim, yang dikenang namanya adalah Alalgar
dan Dumuzi. Menurut mitos, masing-masing raja berkuasa ribuan tahun. Alulim disebut memerintah selama 28 ribu
tahun, Alalgar 36 ribu tahun. Betulkan mereka memerintah selama itu? Penulis
meyakini tidak, namun ini disebabkan karena kita tidak tahu sistem kalender
mereka, yang jelas berbeda dengan kalender kita saat ini.
Perlu diketahui, bahwa pada
masa sebelum tahun 3.000 SM, bukti sejarah masih sangat kabur dan simpang siur.
Hal ini disebabkan, karena budaya manusia pada masa tersebut, belum
meninggalkan artifak yang bisa dikenali oleh manusia pada jaman selanjutnya.
Sehingga wajar, sejarah pada masa ini, banyak diwarnai oleh kisah mistis,
klenik, mitos, yang seringkali tidak masuk akal, dan sulit di runut waktu
kejadiannya. Penyebab lain adalah perbedaan sistem kalender. Sistem kalender
yang dipakai pada masa tersebut, belum diketahui oleh manusia jaman modern.
Apakah mereka mengenal hari, bulan dan tahun? Jika ya, apakah bilangan hari,
bulan dan tahunnya sama dengan jaman sekarang? Betulkah setahun di masa
tersebut sama dengan 365 hari, atau kah hanya 40 hari atau bahkan 30 hari?
Sebagai contoh, masa kehidupan Nabi Adam AS adalah 5.872 – 4.942 SM. Penulis meyakini,
angka ini sangat tidak akurat, tanpa bukti, hanya perkiraan belaka dan bahkan
mungkin sembrono. Namun demikian, angka-angka tersebut tetap digunakan pada buku
ini, meskipun hanya sebagai pijakan yang perlu pembuktian lebih jauh.
Pada masa antara 3.000 – 1.000
SM, banyak ditemukan artifak yang mampu ditelusuri lebih presisi. Meskipun
penyebutan tahun pada periode ini belum akurat, namun paling tidak, penyebutan
abad sudah mendekati benar. Sebagai contoh, kita sulit menyebutkan tahun berapa
penaklukan Gilgamesh terjadi? Namun paling tidak, kita bisa menyebut,
penaklukan tersebut terjadi pada abad 27 SM.
Sedangkan pada masa antara 1.000 – 0 SM, artifak dan bukti-bukti sejarah sangat memadai, sehingga penyebutan angka tahun sudah sangat akurat. Sebagai contoh, kelahiran Nabi Sulaiman AS disebutkan pada tahun 989 SM. Angka ini sudah cukup presisi untuk kita percayai.
NABI ADAM AS (sekitar 5.872 - 4.942 SM)
Banyak rujukan menyebutkan kehadiran Adam AS sekitar tahun 5.872 SM. Tentu saja angka ini tidak bisa diangap akurat, sebagaimana telah disebutkan alasan pada bagian sebelumnya. Usia Adam AS yang mencapai 930 tahun, juga bersumber dari kitab suci dan mitos, yang belum mampu ditelusuri dan dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Jika benar umurnya 930 tahun, berarti Adam AS sempat hidup bersama dengan delapan generasi keturunannya, sempat hidup bersama Nabi Idris AS, bahkan sempat hidup selama 50 tahun bersama dengan Lamekh, ayah Nabi Nuh AS. Bisa jadi, 930 tahun adalah berdasarkan sistem kalender saat itu yang mungkin jika dikonversi dengan kalender modern hanya sekitar 100 tahun, dengan asumsi setahun kalender kuno setara 30-40 hari.
Disebutkan di atas, bahwa Bangsa Sumeria sudah hidup bermasyarakat ribuan tahun dan bahkan memiliki raja. Maka, jika Adam AS hadir pada masa itu, tentu hal ini menjadi pertanyaan serius bagi banyak kalangan, terutama ahli agama. Pertanyaannya adalah, bukan kah Adam AS adalah manusia pertama? Sebelum menjawab pertanyaan, ada baiknya Penulis sampaikan kisah Adam AS versi kitab suci agama, atau setidaknya yang ditulis para ahli tafsir.
Kisah Adam AS dalam Kitab Agama
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka berkata, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’ Dia berfirman, ‘Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’ (QS Al-Baqarah: 30).
Dalam ayat tersebut tertulis,
‘orang yang merusak dan menumpahkan darah’. Kalimat tersebut mengisyaratkan
adanya manusia sebelum Adam AS. Namun ahli tafsir menjelaskan, “sekitar seribu
tahun sebelumnya, telah hidup bangsa Jin dan Bin, yang membuat kerusakan dan menumpahkan
darah. Disebabkan karena bangsa Jin melakukan kerusakan di bumi, maka Allah Swt
menurunkan pasukan malaikat untuk membunuh dan mengusir hingga ke pesisir
pantai (ujung bumi). Malaikat menawan salah satunya yang bernama Azazil,
atau Al-Harits, atau Abu Kardus, dan di bawa ke Syurga, yang pada kisah selanjutnya
bertemu dan menggoda Adam AS”. Ahli tafsir menyimpulkan, yang hidup sebelum
Adam AS adalah bangsa jin, bukan manusia. Namun penjelasan ini juga masih belum
memuaskan, karena jin tidak berdarah, sedangkan yang disebutkan QS Al-Baqarah:
30 terkait dengan darah.
Nabi Adam AS di ciptakan oleh
Allah Swt dari tanah, kemudian Dia berfirman, jadilah, maka jadilah ia (QS
Ali-Imran: 59). Tanah tersebut adalah tanah liat kering yang berasal dari
lumpur hitam yang diberi bentuk (QS Al-Hijr: 26-44). Setelah disempurnakan
bentuknya, lalu Allah Swt meniupkan ruh ciptaan-Nya (QS Shad:71-72). Ulama
menjelaskan, tanah tersebut di ambil oleh malaikat dari seluruh belahan bumi. Bentuk
fisik Adam AS sangat besar, tinggi 60 hasta dan lebar tujuh hasta (HR Bukhari
& HR Ahmad). Setelah penciptaan, Dia mengajarkan nama-nama (QS Al-Baqarah:
31), kemudian mengangkatnya menjadi khalifah di muka bumi (QS Al-Baqarah: 30). Suatu ketika Adam AS tertidur di Syurga, dan
ketika terbangun, dia mendapati wanita duduk di sisinya. Dialah Hawa, yang
diciptakan dari tulang rusuknya, untuk menemani hidup di Syurga (QS Al-Baqarah:
35).
Mereka tinggal di Syurga selama
seratus tahun, atau enam puluh tahun, bahkan ada yang mengatakan hanya sehari
saja. Perihal dimana syurga tersebut berada, Ulama berbeda pendapat, sebagian
percaya syurga tersebut ada di bumi, namun mayoritas sepakat di langit, yaitu
syurga Al-Ma’wa. Namun menurut kelompok Yahudi dan Kristen, syurga tersebut
adalah Taman Eden, yang berada di sekitar sungai Efrat dan Tigris.
Allah Swt melarang mereka mendekati
suatu pohon. Ada yang mengatakan, pohon tersebut adalah al-karam (anggur), al-hinthah
(gandum), atau at-tinah (tin). Karena godaan iblis (Azazil), mereka makan buah
terlarang, maka jatuh hukuman bagi mereka, yaitu diturunkan ke bumi, yang
bertepatan pada hari Jumat. Ulama berbeda pendapat tentang tempat turunnya Adam
AS, sebagian mengatakan di Dahna (antara Mekah dan Thaif), Shafa, atau Sri
Langka India. Sebagian ulama mengatakan, Hawa diturunkan di Marwa, atau Jedah.
Sedangkan Iblis di Basrah dan ular yang menyertainya di turunkan di Isbahan. Sebagian
ulama mengatakan, Adam AS membawa hajar aswad dan segenggam daun syurga.
Manusia diciptakan dari Adam AS,
yang darinya diciptakan Hawa, dan dari keduanya dikembangbiakan laki-laki dan
perempuan yang banyak (QS An-Nisa: 1). Di Bumi, manusia akan hidup, mati dan
darinya akan dibangkitkan kembali (QS Al-A’raf: 11-25).
Adam AS dan hawa memiliki keturunan
diantaranya Qabil dan Habil. Karena Qabil tidak menerima ketentuan pernikahan
silang, Qabil membunuh saudaranya Habil, dan menguburnya seperti yang dia lihat
dari burung gagak. Ahli Kitab menjelaskan, pembunuhan terjadi di Damaskus
Selatan, tepatnya di Gunung Qasiyun. Selanjutnya Qabil menetap di daerah Qanin,
dan memiliki keturunan antara lain Khanuk, yang memiliki anak Andar, selanjutnya
Mihwayil, selanjutnya Mutawasyil, selanjutnya Lamik. Lamik memiliki istri Ada
dan Shila, dan dari keduanya punya anak Abil, Naubil, Tubilqin dan Ni’ma. Abil
menempati daerah Al-Qulab. Naubil dikenal sebagai pembuat alat musik pertama.
Sedangkan Tubilqin adalah orang yang pertama mengolah tembaga dan besi.
Menurut kisah dalam Taurat, ketika
berusia 130 tahun, Adam memiliki anak bernama Syits. Ketika berusia 165 tahun,
Syits punya anak Anwasy dan meninggal usia 807 tahun. Saat berusia 90 tahun,
Anwasy punya anak Qinan, dan hidup sampai umur 815 tahun. Saat usia 70 tahun,
Qinan punya anak Mihlayil, dan menjalani hidup sampai usia 815 tahun. Saat usia
65 tahun, Mihlayil punya anak Yurad dan hidup 800 tahun. Ketika Yurad berusia
162 tahun, punya anak bernama Khunuk, dan hidup selama 800 tahun. Ketika umur 65
tahun, Khunuk punya anak Matwasalakh dan hidup 800 tahun. Ketika berusia 187
tahun, Matwasalakh punya anak Lamik, dan hidup 782 tahun. Ketika berusia 182
tahun, Lamik punya anak bernama Nuh AS, dan Lamik hidup 595 tahun.
Mihlayil disebut sebagai raja oleh
orang Persia, dia dipercaya sebagai pembangun kota dan benteng besar, sekaligus
pembangun kota Babilonia dan as-Sus al-Aqsha. Ia berkuasa selama 40 tahun.
Setelah wafat, kekuasan dilanjutkan putranya Yarad. Putra Yarad, yaitu Khunuk,
dipercaya sebagai Nabi Idris AS.
Sebuah kisah menyebutkan, Hawa
melahirkan 20 kali dengan masing-masing anak kembar, kisah lain menyebutkan 120
kali. Sampai wafatnya, Adam AS memiliki 40 anak dan keturunan sebanyak 400 ribu
jiwa. Nama anak Adam AS yang lain diantaranya Wadd, Yughuts, Yaug, Suwaa dan
Nar. Patung yang disembah pertama oleh manusia adalah patung Wadd, akibat
begitu cintanya orang-orang pada masa tersebut terhadap Wadd yang terkenal
sangat sholeh dan berbakti kepada Adam AS.
Adam AS wafat saat berusia 1.000, 957, atau 930 tahun, di Jabal Abu Qubais atau Mekah. Namun ada juga yang mengatakan di Hindi. Saat banjir bah, sumber lain mengatakan, Nabi Nuh AS memindahkan jasad Adam AS ke Baitul Maqdis. Sedangkan Hawa meninggal setahun setelah Adam AS.
Manusia Pertama
Ada berbagai perbedaan tajam mengenai kisah Nabi Adam AS. Berikut diantara beberapa perbedaan tersebut. Pertama, kapan Nabi Adam AS hadir di bumi?. Menurut Nature World News, Nabi Adam AS hadir di bumi pada sekitar tahun 207 ribu SM. Menurut pendapat Agus Haryo Sudarmojo, dalam bukunya Benarkah Adam Manusia Pertama, Nabi Adam AS hadir di bumi pada sekitar 150 – 120 ribu SM. Sedangkan menurut Tafsir Ibnu Katsir, Nabi Adam AS hadir di bumi sekitar tahun 10 ribu SM. Sementara menurut Al-Maghluts Sami bin Abdullah, dalam bukunya Sejarah para Nabi dan Rosul, Nabi Adam AS hadir di bumi pada tahun 5.872 – 4.942 SM.
Kedua, apakah Adam AS manusia
pertama? Ahli tafsir meyakini Adam AS sebagai manusia pertama, sedangkan
makhluk yang hidup sebelumnya hanyalah Jin. Sementara ahli sains meyakini
manusia purba sudah hidup 2,5 juta tahun yang lalu, sedangkan Homo Sapiens
telah hidup 150 ribu tahun yang lalu dan sudah memiliki peradaban sekitar 10
ribu tahun yang lalu.
Ketiga, apakah Adam AS diturunkan
dari langit di jazirah Arab sekitar Mekah, Sumeria ataukah India? Buku sejarah
mencatat, Jazirah Arab (Mekkah) tidak memiliki sejarah kuno, karena peradaban
kuno berkembang di Kawasan sekitar Sumeria (Irak), Mesir dan Israel.
Jika ada perbedaan, tentu ada
persamaan. Kesamaan atau kemiripan kisah tentang Nabi Adam AS antara lain:
peradaban awal muncul di sekitar sungai Efrat dan Tigris. Ahli sejarah
mencatat, Bangsa Sumeria di Eridu pernah memiliki peradaban tinggi dengan delapan
raja, tiga diantaranya adalah Raja Alulim, Alalgar dan Dumuzi. Sedangkan ahli agama
mencatat, di tempat yang sama, yaitu Babilonia (lokasi yang sama dengan Eridu),
dan jaman yang relatif sama, memiliki kisah Raja Mihlayil (Mihlayil bin Qinan
bin Anwasy bin Syits bin Adam AS) dan Raja Yarad (orang tua Nabi Idris AS).
Bisa di duga, kisah yang hampir sama ini muncul di buku sejarah sekaligus di
buku agama.
Dari berbagai kisah yang tidak seluruhnya terhubung, Penulis mencoba merangkai dan membuat kesimpulan, meskipun tingkat kebenaranya sangat lemah, namun paling tidak bisa dijadikan pijakan untuk penelurusan lanjutan. Adam AS mungkin benar, sebagai manusia (spesies Homo Sapiens) pertama yang hidup di sekitar Mesir (Afrika) atau Sumeria (Mesopotamia). Mengacu kepada Nature World News dan Agus Haryo Sudarmojo, kemungkinan waktunya di sekitar 207-120 ribu tahun yang lalu. Adam AS mempunyai keturunan yang banyak, hidup menyebar di sekitar Mesir, Sumeria, dan bahkan mungkin ke seluruh belahan bumi, terutama di Kawasan India dan China. Dari silsilah inilah, muncul peradaban kuno manusia modern di empat Kawasan bumi, yaitu di sekitar Sungai Nil Mesir, Sungai Efrat-Tigris Sumeria, Sungai Gangga India dan Sungai Kuning China. Selanjutnya, di Kawasan Mesir Sumeria, muncul peradaban dan rumpun agama Timur Tengah yaitu Yahudi, Kristiani, Islam dan turunannya. Di Kawasan India muncul peradaban dan rumpun agama Hindhu, Budha dan turunannya. Sedangkan di Kawasan China muncul peradaban dan rumpun agama Konghucu, Shinto dan turunannya.
Mitos Penciptaan Manusia
Yahudi, Kristen dan Islam mempunyai kisah penciptaan manusia yang relatif sama, yaitu bermula dari Adam AS. Secara garis besar, kisah Adam AS pada ajaran ketiganya hampir serupa, perbedaan hanya muncul pada beberapa detailnya saja.
Selain kisah Adam AS, banyak
sekali mitos penciptaan awal manusia dari berbagai kepercayaan di belahan
dunia. Bangsa Norwegia, mempunyai kisah penciptaan sendiri, dengan tokoh utamanya
Odin dan anaknya Thor. Bangsa Babilonia juga memiliki kisah penciptaan sendiri,
dengan tokohnya Dewa Marduk. Mesir punya mitos lain dengan tokoh Dewa Atum.
Bangsa Aztescs mempunyai mitos dengan tokoh Aztescs Coatlicue. Bangsa China
punya mitos Yin - Yang, serta Dewa Pangu dan Dewi Nuwa. Bangsa Jepang memiliki
mitos Izanag dan Izanami. Dan masih banyak lagi mitos dan kisah tentang
penciptaaan manusia pertama.
Dari berbagai mitos dan kisah tersebut, dapat ditarik kesimpulan, bahwa semua ajaran agama dan aliran kepercayaan, selalu memiliki (membangun) narasi tentang penciptaan manusia pertama. Hal ini mengindikasikan, betapa pentingnya kisah tentang penciptaan manusia pertama, bagi agama atau kepercayaan itu sendiri. Bisa jadi, semua mitos tersebut mengarah pada satu nama manusia pertama, Adam AS.
Kerajaan Pertama di Bumi
Seperti dijelaskan di atas, para sejarawan menyimpulkan, kerajaan pertama Bumi muncul di kota Eridu, dengan rajanya bernama Alulim, kemudian dilanjutkan Raja Alalgar dan Dumuzi. Sedangkan para ahli agama menyatakan, kerajaan pertama Bumi muncul di Babilonia kuno dengan nama raja Mihlayil dilanjutkan Yarad.
Kedua kota tersebut, yaitu Eridu dan Babilonia, sama-sama berada di pinggiran sungai Efrat dan Tigris. Perkiraan waktu Raja Alulim dan Mihlayil juga relaitif dekat. Patut di duga, keduanya, kota Babilonia versus Eridu, dan Alulim versus Mihlayil adalah obyek yang sama.
NABI IDRIS AS (4.533 – 4.188 SM)
Nabi Idris AS adalah keturunan Adam AS yang keenam, bernama Khanuk. Khanuk adalah putra Yurad bin Mihyayil bin Qinan bin Anwasy bin Syits bin Adam AS. Meskipun silsilah ini akurasinya rendah, namun tidak ada pilihan lain, kita gunakan sebagai pijakan awal.
Pada suatu kisah disebutkan,
bahwa Idris AS lahir sekitar 682 tahun setelah Adam AS, dan sempat hidup
bersama selama 380 tahun. Sementara pada judul bagian ini, kehidupan Idris AS berlangsung
dari 4.533 – 4.188 SM, sedangkan kehidupan Adam AS berlangsung dari 5.872 – 4.942
SM. Kenapa tidak konsisten? Jawabanya, seperti disebutkan sebelumnya, tidak ada
bukti-bukti sejarah yang meyakinkan pada periode ini, semua penanggalan bersifat
perkiraan dan dugaan semata.
Telah dijelaskan di bagian atas, Yurad
adalah ayah Nabi Idris yang menjadi seorang raja, yang mewarisi dari ayahnya Mihyayil.
Namun belum diketahui, apakah Idris AS juga seorang raja pewaris Yurad.
Seperti halnya orang tua dan
kakek yang hidup di Babilonia, Idris AS juga hidup bersama kaumnya di
Babilonia. Namun ada kisah yang menceritakan, Idris AS juga sempat pergi dan
berdakwah ke Memphis Mesir.
Nabi di kenal sebagai orang yang
pertama kali menulis dengan kerikil. Sementara penemuan ilmiah telah
membuktikan, bahwa tulisan pertama di dunia ditemukan di wilayah Sumeria. Dari
kedua versi sejarah ini, bisa di duga, Idris AS mungkin memang menjadi orang pertama
yang mengajarkan tata tulis kepada umat manusia.
Menurut tafsir para ulama, Nabi
Idris AS di angkat ke langit dan meninggal di sana.
Konon peradaban Atlantis jg sdh modern, sekitar 12.000 tahun yg lalu... Benarkah?
BalasHapus