Langsung ke konten utama

INDOCOMTECH 2010 MIRIP PASAR






The Biggest Indonesia IT Show, demikian tagline Indocomtech 2010 yang digelar mulai tanggal 3 sampai 7 November 2010 di Jakarta Convention Center. Tagline tersebut memang layak disematkan kepada event ini, paling tidak karena area pameran yang cukup luas, jumlah peserta yang cukup lengkap, dan tingkat kunjungan yang luar biasa.

Indocomtech menempati Main Lobby, Plenary Hall, Hall A dan Hall B. Seluruh area terpakai penuh, tanpa menyisakan area kosong. Jumlah peserta yang lebih dari 300 boleh dibilang lengkap, dari mulai toko-toko komputer yang biasa buka di mangga dua, para produsen komputer, para produsen printer, para produsen asesoris, para pembuat software, para pembuat game, sampai dengan para operator seluler dan internet. Bahkan kelompok peserta pendukung pun tergolong lengkap, seperti penyedia jasa kredit, ATM, kuliner, medical dan lain-lain. Jika dihitung jumlah pengunjung, luar biasa. Sejak dibuka pada hari Rabu pagi hingga ditutup pada malamnya pukul 21.00 wib, pengunjung tetap saja berjubel. Bahkan pengeras suara sampai beberapa kali mengusir pengunjung agar segera meninggalkan ruang pameran, karena sudah melewati jam tutup. Singkatnya Indocomtech yang menargetkan 200 ribu pengunjung dan transaksi sebesar 650 miliar tersebut memang layak disebut The Biggest Indonesia IT Show (web site http://www.indocomtech.net)

Yang menarik di cermati adalah munculnya para operator seluler yang boleh dibilang lengkap. Kita bisa simpulkan bahwa semangat mereka di industri komputer menunjukkan arah baru operator seluler menuju kompetisi internet. Industri voice memang telah mature dan bahkan cenderung stagnan. Operator perlu mencari sumber pendapatan baru agar perusahaan terus tumbuh. Diyakini, internet merupakan lahan baru yang akan menjadi area kompetisi di tahun 2011 dan seterusnya. Telkomsel telah menempatkan Flash sebagai andalan, Indosat memasang IM2, dan Bakrie menawarkan AHA. sedangkan XL, dan yang lain nampaknya belum membuat brand khusus untuk internet, sejauh ini masih mengoptimalkan brand existing atau menjagokan Blackberry.

Namun sayangnya, Indocomtech tetap saja seperti pameran-pameran lain di Indonesia, yang selalu memburu omset penjualan. Nuansa 'mengejar target penjualan' sangat kental sekali terasa. Hampir semua booth dipenuhi oleh Sales Promotion Girl (SPG) yang siap menabrak pengunjung yang melewati tempat mereka. Jumlah SPG boleh dibilang kelewatan. Bayangkan saja, ketika saya coba hitung SPG stand Toshiba di booth K, jumlahnya lebih dari 60. Dengan seragam T-Shirt merah mereka aktif sekali memburu pengunjung yang lewat. Transaksi jual beli yang cenderung 'crowded' ini tentu saja lebih mirip disebut pasar dibanding 'pameran'.

Bagi anda yang berprofesi pedagang, baik dari Jabotabek maupun luar kota, kunjungan anda ke event ini sangat penting. Paling tidak anda akan mendapatkan: tahu semua jenis produk komputer terutama yang baru; mengetahui jenis produk yang paling diminati pengunjung; scanning harga; belanja beberapa item produk yang dijual dengan harga spesial untuk dijual kembali dengan keuntungan yang lebih baik. Sedangkan jika anda seorang akademisi, peneliti, pengamat, atau penggemar teknologi, anda tidak perlu memaksakan diri berkunjung, karena tidak banyak hal baru yang di dapat. Anda tidak akan memperoleh hal baru tentang prospek LTE, prospek Wimax, prospek broadband, estimasi pasar internet, arah perkembangan teknologi komputer dan sejenisnya. Kalau pun anda tanya ke penjaga stand, nampaknya mereka juga tidak tahu, karena tidak dibekali dengan hal-hal demikian. Mereka hanya tahu produk yang harus mereka jual. Demikianlah gaya pameran di Indonesia, pameran yang sangat klop dengan masyarakat konsumtif (www.myusuf298.com)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 360 Leader - John C Maxwell

Hampir semua pemimpin memiliki pimpinan yang lebih tinggi. Bolehlah dibilang, tidak ada pemimpin yang tidak memiliki pemimpin diatasnya. Karenanya, buku The 360 Leader karangan John C. Maxwell ini sejatinya adalah untuk semua pemimpin, bukan hanya untuk para manajer yang selalu berada di bawah para pemilik perusahaan. Pun demikian, penjelasan buku ini memang lebih difokuskan kepada para manajer, senior manajer dan para pemimpin sejenis dalam perusahaan yang berada di bawah kepemimpinan orang-orang di atasnya. Buku setebal 400 halaman ini mengawali penjelasanya dengan 7 mitos tentang memimpin dari bagian tengah. Berikutnya menjelaskan tantangan yang dihadapi pemimpin 360 Derajat. Pada bagian ketiga dijelaskan bagaimana memimpin ke atas. Bagian keempat dan kelima menjelaskan praktik memimpin ke samping dan ke bawah. Pada bagian akhir dijelaskan nilai-nilai pemimpin 360 Derajat. Prinsip utama dari kepemimpinan 360 derajat adalah bahwa pemimpin bukanlah posisi, melainkan pe

WIMAX KANDIDAT JARINGAN 4G

Pada awal tahun 2000-an, bahkan sampai dengan saat ini kita sudah sangat familiar dengan teknologi Wi-Fi, diantaranya adalah wireless yang kita gunakan sehari-hari di Laptop. Teknologi Wi-Fi di Laptop ini merupakan implementasi dari standar IEEE 802.11x, yang sebenarnya telah mengalami perkembangan dari mulai 802.11a, 802.11b sampai 802.11g. Perkembangan tersebut menghasilkan kecepatan dan jangkauan yang lebih baik, spektrum frekuensi yang lebih efisien dan sebagainya. Teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (Wimax) merupakan implementasi standar IEEE 802.16x, yang notabene adalah pengembangan dari teknologi Wi-FI dengan standar IEEE 802.11. Wimax dikembangkan oleh Wimax Forum yang dimotori lebih dari 400 vendor global seperti Intel, Siemens, ZTE, Nokia dan lainnya. Secara umum kita mengenal dua jenis Wimax, yaitu Wimax untuk jaringan tetap atau disebut Fixed Wimax, dan Wimax untuk jaringan bergerak atau sering disebut Mobile Wimax. Teknologi Fixed Wimax mampu menduk

Liburan Keluarga di Kuala Lumpur

Masjid Putra Kunjungan Kuala Lumpur kali ini merupakan yang ke sekian kalinya, tapi menjadi yang pertama kali untuk liburan keluarga. Liburan keluarga selalu mendapatkan pengalaman yang berbeda dibandingkan liburan bersama teman kantor, apalagi jika dibandingkan dengan perjalanan dinas. Seperti biasanya, kami memilih untuk ''berjalan sendiri", tanpa bantuan agen travel atau pun guide lokal. Otomatis, saya akan menjadi EO sekaligus guide-nya. Kami sudah pesan tiket jauh hari, agar keluarga merasa nyaman dan tentu saja agar harga tiket lebih miring. Kami mendapat tiket Malaysia Airline PP sekitar 1,7 juta rupiah, karena berdekatan dengan liburan Natal. Jika waktu kunjungan jauh dari liburan bersama, mungkin bisa mendapatkan tiket lebih hemat. Untuk akomodasi, kami pilih tengah kota, agar mudah jalan kaki kemana pun, dan tentu saja dekat dengan Petronas Twin Tower. Tidak usah kawatir harga mahal, buktinya saya mendapatkan hotel butik yang sangat nyaman, denga