Langsung ke konten utama

Hajar Aswad dan Mahkota Duri

Pernahkah Anda mencium Hajar Aswad, atau mendengar cerita seorang teman yang berjuang mencium Hajar Aswad? Jika sudah, Anda pasti paham, seperti apa situasi heroik perjuangan mencium Hajar Aswad di Masjidil Haram Mekah. Situasi tersebut telah terjadi sejak permulaan Islam hingga saat ini, ribuan tahun tidak berubah. Inilah salah satu video Youtube perjuangan mencium Hajar Aswad. (Youtube: Perjuangan mencium Hajar Aswad).

Mahkota Duri, pernah Anda mendengar kisahnya? Serupa dengan Hajar Aswad, umat Kristiani juga terbawa suasana heroik ketika mencium Mahkota Duri di Notre Dame Cathedral, Paris Perancis. Ini adalah salah satu Video Youtube tentang Mahkota Duri yang amat sakral bagi umat Kristiani. (Youtube: Mahkota Duri)

Menurut kisah umat Islam, Hajar Aswad adalah batu dari surga yang ditempatkan pada Kabah, sebuah bangunan peninggalan nabi Ibrahim dan Muhammad yang menjadi kiblat sholat bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia. Umat Islam yang ziarah pergi haji ke Masjidil Haram Mekah, berusaha mencium batu tersebut, sehingga wajar, butuh perjuangan luar biasa untuk bisa menciumnya. Sebagian dari mereka menyampaikan telah mendapat berbagai mukjizat dalam kehidupannya, setelah mencium batu hitam tersebut.

Sementara menurut umat Kristiani, Mahkota Duri dipercaya sebagai peninggalan asli ranting pohon berduri yang dipasangkan pada kepala Yesus Kristus sebagai simbol penghinaan menjelang prosesi penyaliban. Umat Kristiani yang ziarah ke Notre Dame Paris juga berusaha melihat atau mencium ranting pohon tersebut. Sebagian dari mereka juga mengaku telah memperoleh mukjizat dalam kehidupan, setelah mencium ranting tersebut.

Apakah betul, Hajar Aswad adalah batu surga, dan apakah betul Mahkota Duri adalah ranting asli yang dipasang pada kepala Yesus? Bagi mereka yang mengimani benda sakral tersebut, pertanyaan semacam itu tidak penting, tidak perlu bahkan tidak perduli. Kenapa demikian?


Fakta dan Keyakinan

Fakta adalah informasi atau pernyataan yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan, merupakan hasil pengamatan atau penelitian yang dapat diterima sebagai kebenaran. Fakta, sudah pasti benar, paling tidak untuk saat tersebut, meskipun untuk waktu berikutnya bisa saja terbukti salah. Sedangkan keyakinan adalah sikap atau kepercayaan yang kuat terhadap sesuatu yang diyakini. Keyakinan tidak mengharuskan pembuktian maupun kebenaran.

Umat Islam yang percaya Hajar Aswad dan umat Kristen yang percaya Mahkota Duri, bahwa benda tersebut dapat memberikan berkah bahkan mukjizat bagi kehidupannya, bagi mereka keyakinan tersebut sudah cukup, tidak butuh pembuktian atau pun pembenaran. Karena mereka memiliki "jiwa" yang merasakan kecil dan tidak berdaya, karenanya membutuhkan bantuan dan perlindungan dari zat yang maha besar, maha membantu dan maha melindungi. Dengan benda tersebut, mereka seakan bisa berinteraksi langsung dengan Zat Maha Pelindung, atau paling tidak mereka telah meniru tindakan para panutan demi cinta kepadanya. Itulah esensi keyakinan mereka, sehingga wajar, jika mereka tidak perduli seandainya ada sebagian orang yang mengatakan Hajar Aswad adalah batu gunung dan Mahkota Duri adalah ranting pohon biasa.


Keimanan

Tuhan yang dideskripsikan oleh agama samawi adalah Zat Maha Besar yang tidak terjangkau oleh pikiran manusia. Karenanya, umat manusia tidak akan pernah mampu membuktikan fakta dan kebenarannya. Satu-satunya jalan untuk mengenal dan mendekati-Nya adalah melalui jalur keyakinan. Sebagaimana cinta, keyakinan bisa bermula dari rendah, namun secara perlahan dapat dipupuk untuk terus naik semakin tinggi. Siapa pun yang sepenuhnya menggunakan akal, logika dan fakta, pada akhirnya mereka akan bertemu jalan buntu.

Dalam kontek ini, benda sakral serupa dengan keimanan (tidak bermaksud menyamakan benda sakral dengan ketuhanan). Keduanya hanya bisa dipahami melalui jalur keyakinan, bukan jalur pembenaran. Kedua hanya bisa didekati oleh hati dan perasaan, bukan otak dan akal.


Bersambung.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bencana Kebakaran Los Angeles Azab Tuhan atau Fenomena Alam?

Mengawali tahun baru 2025, seluruh dunia di hebohkan dengan bencana kebakaran dahsyat di Los Angeles, yang bermula sejak Selasa 7/1/24. Kebakaran menghanguskan 40 ribu hektar lahan, menghancurkan 12 ribu bangunan, menghilangkan aset Rp 4 ribu triliun dan membunuh 24 korban manusia (*  Korban LA ). Kehebohan tidak melulu karena dampak kerugian yang begitu besar, namun juga karena komentar di sosial media dari kalangan beragama, baik komunitas Islam, Kristen maupun agama lain.  Sebagian umat Islam menyebut, dukungan USA terhadap Israel yang menghancurkan Palestina menjadi penyebab bencana. Bahkan mereka mencoba mengutak-atik angka, mencari kesamaan jumlah rumah yang hancur di Los Angeles versus Palestina, ada pula yang membandingkan jumlah luasan hektar lahan yang terbakar di Los Angeles versus Palestina. Pada intinya, mereka ingin membuktikan bahwa bencana tersebut merupakan azab Tuhan karena sikap USA terhadap Palestina.(**  LA vs Palestina ) Tidak hanya dari kalangan Isl...

Unrevealed Knowledge

Berikut beberapa ilmu pengetahuan yang belum terungkap, dan masih menjadi misteri besar dalam kehidupan manusia: 1. Apakah benar, bahwa pada masa jaman es dan sebelumnya (sebelum tahun 12.900 sebelum masehi), manusia telah memiliki peradaban yang sangat tinggi, yang dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan bangunan luar biasa seperti Gunung Padang Indonesia, Gurun Gobi Mongolia, Gobekli Tape Turki, Abu Simbel Mesir, Pulau Paskah, Machu Piccu Peru. 2. Apakah benar, bahwa alam semesta ini multidimesi atau multiverse. Dalam arti, Bumi dan alam semesta yang kita saksikan ini hanyalah satu dimensi dari berbagai dimensi yang exist di Bumi dan alam semesta. Jika benar alam ini multi dimensi, boleh jadi ada makhluk lain yang hidup bersamaan dengan kita, sama-sama di Bumi namun dalam dimensi yang berbeda. Makhluk pada satu dimensi tidak memiliki akses terhadap dimensi lain, namun dengan ilmu dan teknis tertentu, bisa saja makhluk tersebut menembus batas, mengakses dan berkomunikasi dengan makh...