Langsung ke konten utama

Pertolongan Tuhan - The Last Kingdom

 

“Jangan serahkan anak kita pada seorang kafir, serahkan pada Tuhan dan biarkan Dia yang menentukan nasibnya, baik sembuh atau wafatnya”, demikian pinta seorang Ratu kepada Raja Alfred, yang sedang menggendong anaknya yang sekarat. Sang Raja Wessex yang taat beragama sangat gundah dengan keselamatan anak laki-laki calon pewaris tahta. Raja Alfred telah memerintahkan semua pendeta untuk berdoa demi keselamatan dan kesehatan putranya. Namun, bukannya membaik, sang anak semakin parah dan memasuki masa sekarat. Di tengah kekalutan tersebut, muncul seorang perempuan tidak beragama bahkan penyihir, yang menawarkan jasa dengan tulus, untuk menyembuhkan sang anak. Pada akhirnya, Raja Alfred tidak berdaya, dan menyerahkan anaknya untuk diobati oleh seorang penyihir. Ternyata, sang anak sembuh, Raja dan Ratu sangat gembira menerima kesehatan putranya. Begitulah potongan cerita dalam film The Last Kingdom, yang menginspirasi saya untuk menulis artikel ini.

Pertanyaan seriusnya adalah: Kenapa doa semua pendeta dan keluarga Raja yang taat beragama tidak terkabul, sementara upaya seorang kafir justru membuahkan hasil. Kemanakah Tangan dan Pertolongan Tuhan? Betulkah Tuhan menolong hamba-Nya yang taat? Atau bahkan kita bertanya, sebagaimana pertanyaan pemeran utama film tersebut yang juga tidak beragama, Uhtred, “betulkah Tuhan itu ada?”.

Pertanyaan terakhir, saya jawab dengan sangat yakin, bahwa Tuhan memang ada. Pertanyaan berikutnya, betulkah Tuhan menolong hamba-Nya yang taat? Berikut perenungan dan pemikiran saya, yang tidak lepas dari kemungkinan salah.

Tuhan telah menciptakan alam dan seisinya. Alam dan isinya “hidup” menurut sifat-sifat yang telah ditetapkan untuknya. Salah satu sifat tersebut adalah keterikatan terhadap “hukum alam”.

Jika di atas meja ada sebuah gelas dan seseorang mengangkatnya, maka gelas akan terangkat. Itulah hukum alam, tidak pandang bulu, siapa pun yang mengangkatnya, seorang taat atau kafir. Jika ada perang dua negara, yang menang adalah yang memiliki pasukan lebih Tangguh. Itulah hukum alam, tidak pandang bulu, siapa pun yang Tangguh, baik taat atau pun bejat. Jika seseorang sakit karena virus, maka dia akan sembuh jika virus tersebut dimatikan. Itulah hukum alam, tidak pandang bulu, siapa pun yang mematikan virus, seorang pendeta atau pun tukang sihir.

Jika demikian, apa artinya kita taat kepada Tuhan? Apa bedanya hamba taat dengan hamba durhaka? Seseorang yang memutuskan dirinya untuk taat, dia akan menikmati manfaatnya sendiri, sebaliknya mereka yang memutuskan dirinya durhaka, segala resiko akan ditanggung sendiri. Tuhan tidak butuh dan tidak mendapat keuntungan sedikit pun dari ketaatan atau kedurhakaan hamba-Nya.

Perihal balasan kebaikan terhadap ketaatan hamba, atau azab terhadap kedurhakaan hamba, sepenuhnya adalah hak dan wewenang-Nya, kita tidak berhak untuk mempertanyakan, bahkan kita tidak memiliki ilmu untuk menganalisanya, meskipun hanya sedikit. Bayangkan, jika diri kita adalah seekor domba jantan yang memiliki betina dan beberapa anak. Suatu ketika domba jantan meninggalkan keluarganya untuk mencari makanan. Setelah membawa cukup makanan, domba jantan pulang. Kaget tak terkira, betina dan seluruh anaknya telah mati hanya bersisa tulang, karena di mangsa harimau. Domba jantan menangis dan mengumpat Tuhan yang tidak menolong bahkan mengazabnya. Domba jantan tidak tahu, bahwa sebelum berangkat mencari mangsa, harimau telah berdoa kepada Tuhan dua hari dua malam, memohon diberikan mangsa, karena betina dan anaknya belum mendapatkan makanan selama seminggu. Setelah mendapatkan mangsa domba, keluarga harimau bersyujud, karena merasa doanya telah dikabulkan. Begitulah kompleksitas alam, sehingga kita, yang menjadi bagian di dalamnya, tidak mampu menganalisa secara keseluruhan.

Lalu, apa manfaat ketaatan kepada Tuhan? Jika kita taat, maka kita akan menjadi hamba yang hidup dengan jalan kebenaran, dan menjadi hamba sholeh. Jika kita durhaka, maka kita akan menjadi hamba yang hidup melalui jalan kerusakan, dan menjadi hamba yang durhaka. Jika Sebagian besar manusia hidup dengan jalan kebenaran, maka dunia akan bergerak semakin membaik menuju kemajuan, sebaliknya, jika sebagian besar manusia hidup melalui jalan kerusakan, maka dunia akan bergerak semakin memburuk menuju kehancuran.

Komentar

  1. Artikel dengan pemikiran serupa, dapat di buka di link berikut:

    - http://www.myusuf298.com/2012/02/mbah-marijen-dan-pertolongan-tuhan.html
    - http://www.myusuf298.com/2020/03/masa-depan-yang-misterius.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bencana Kebakaran Los Angeles Azab Tuhan atau Fenomena Alam?

Mengawali tahun baru 2025, seluruh dunia di hebohkan dengan bencana kebakaran dahsyat di Los Angeles, yang bermula sejak Selasa 7/1/24. Kebakaran menghanguskan 40 ribu hektar lahan, menghancurkan 12 ribu bangunan, menghilangkan aset Rp 4 ribu triliun dan membunuh 24 korban manusia (*  Korban LA ). Kehebohan tidak melulu karena dampak kerugian yang begitu besar, namun juga karena komentar di sosial media dari kalangan beragama, baik komunitas Islam, Kristen maupun agama lain.  Sebagian umat Islam menyebut, dukungan USA terhadap Israel yang menghancurkan Palestina menjadi penyebab bencana. Bahkan mereka mencoba mengutak-atik angka, mencari kesamaan jumlah rumah yang hancur di Los Angeles versus Palestina, ada pula yang membandingkan jumlah luasan hektar lahan yang terbakar di Los Angeles versus Palestina. Pada intinya, mereka ingin membuktikan bahwa bencana tersebut merupakan azab Tuhan karena sikap USA terhadap Palestina.(**  LA vs Palestina ) Tidak hanya dari kalangan Isl...

Unrevealed Knowledge

Berikut beberapa ilmu pengetahuan yang belum terungkap, dan masih menjadi misteri besar dalam kehidupan manusia: 1. Apakah benar, bahwa pada masa jaman es dan sebelumnya (sebelum tahun 12.900 sebelum masehi), manusia telah memiliki peradaban yang sangat tinggi, yang dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan bangunan luar biasa seperti Gunung Padang Indonesia, Gurun Gobi Mongolia, Gobekli Tape Turki, Abu Simbel Mesir, Pulau Paskah, Machu Piccu Peru. 2. Apakah benar, bahwa alam semesta ini multidimesi atau multiverse. Dalam arti, Bumi dan alam semesta yang kita saksikan ini hanyalah satu dimensi dari berbagai dimensi yang exist di Bumi dan alam semesta. Jika benar alam ini multi dimensi, boleh jadi ada makhluk lain yang hidup bersamaan dengan kita, sama-sama di Bumi namun dalam dimensi yang berbeda. Makhluk pada satu dimensi tidak memiliki akses terhadap dimensi lain, namun dengan ilmu dan teknis tertentu, bisa saja makhluk tersebut menembus batas, mengakses dan berkomunikasi dengan makh...

Hajar Aswad dan Mahkota Duri

Pernahkah Anda mencium Hajar Aswad, atau mendengar cerita seorang teman yang berjuang mencium Hajar Aswad? Jika sudah, Anda pasti paham, seperti apa situasi heroik perjuangan mencium Hajar Aswad di Masjidil Haram Mekah. Situasi tersebut telah terjadi sejak permulaan Islam hingga saat ini, ribuan tahun tidak berubah. Inilah salah satu video Youtube perjuangan mencium Hajar Aswad. ( Youtube: Perjuangan mencium Hajar Aswad ). Mahkota Duri, pernah Anda mendengar kisahnya? Serupa dengan Hajar Aswad, umat Kristiani juga terbawa suasana heroik ketika mencium Mahkota Duri di Notre Dame Cathedral, Paris Perancis. Ini adalah salah satu Video Youtube tentang Mahkota Duri yang amat sakral bagi umat Kristiani. ( Youtube: Mahkota Duri ) Menurut kisah umat Islam, Hajar Aswad adalah batu dari surga yang ditempatkan pada Kabah, sebuah bangunan peninggalan nabi Ibrahim dan Muhammad yang menjadi kiblat sholat bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia. Umat Islam yang ziarah pergi haji ke Masjidil Haram Me...