- Wahab bin Munabbih, wafat 114 H
- Al-Imam Ali bi Hamzah al-Kasai an-Nahwi, wafat 189 H
- Sahl bin Abdullah at-Tustari, wafat 283 H
- Al-Amin al-Mukhtar Izzul Malik Muhammad bin Abdul Malik al-Musabbihi, wafat 420 H
- dan (mungkin) yang paling terkenal adalah Ibnu Katsir, atau Ismail bin Umar al-Qurasyi bin Katsir bin Dhau bin Katsir bin Zara al-Bashri ad-Dimasqa, al faqih asy-syafii, Imaduddin al-hafizh Abu al-FIda, wafat 774 H.
Membaca kisah dalam buku para ahli sejarah masa lalu, membawa pemikiran lebih jauh, yaitu keselarasan antara kisah dalam buku tersebut dengan sejarah manusia yang disimpulkan oleh para ilmuwan sejarah masa kini. Beberapa ketidakselarasan tersebut bisa dipahami, karena ilmuwan sejarah masa kini memiliki beberapa pandangan baru yang tidak dimiliki oleh sejarawan semasa Ibnu Katsir. Dengan cakrawala dan informasi-informasi terbaru tersebut, perlu kiranya untuk meninjau kembali, beberapa catatan sejarah masa lalu.
Berikut adalah beberapa pandangan baru yang tidak dimiliki oleh para ahli sejarah masa lalu:
Bumi berbentuk bulat.
Pandangan umum jaman kuno, bumi
berbentuk datar. Batas bumi adalah batas samudera luas. Ujung samudera mungkin
adalah ujung bumi. Begitulah yang dipahami oleh semua orang pada jaman tersebut,
baik oleh kalangan kristen, islam maupun masyakarat pada umumnya. Pandangan ini
dipertegas oleh teori Aristoteles tentang geosentris, yaitu bumi sebagai pusat
alam semesta.
Para ahli tafsir juga meyakini
bumi datar, setidaknya begitulah pemahaman mereka atas ayat Al-Quran “dan Allah
menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan” (QS Nuh: 19). Dan berikut adalah
salah satu contoh hadist yang tertulis dalam buku Ibnu Katsir, yang menyiratkan
pantai adalah ujung bumi yang datar. Syahr bin Hausyah berkata, “Iblis berasal
dari golongan Jin. Ketika mereka melakukan kerusakan di Bumi, Allah Swt
mengirimkan kepada mereka satu pasukan dari malaikat. Selanjutnya para malaikat
itu membunuh mereka dan menggiring mereka ke wilayah pesisir pantai.
Iblis termasuk yang di tawan kemudian para malaikat membawanya Bersama bangsa
Jin ke langit. Saat itulah Iblis berada di langit. Ketika malaikat diperintah untuk
bersujud kepada Adam AS, Iblis menolaknya”.
Bahkan, pada masa sebelum tahun 1.000 SM, luas dunia dianggap
hanya sebatas Kawasan Timur Tengah dan Eropa. Raja-raja yang mampu menaklukkan
Kawasan tersebut telah dijuluki sebagai Maha Raja Bumi, diantaranya adalah Raja
Sargon Agung dari Akkadia dan Raja Nimrod dari Babilonia.
Sedangkan mereka yang hidup
sebelum 1.000 M, telah mengenal bumi lebih luas, meliputi seluruh daratan yang
menyatu dengan mereka, termasuk China. Namun kehidupan di balik samudera, tetap
menjadi misteri, karena mungkin samudera adalah batas ujung dari bumi yang
datar.
Pandangan bumi bulat baru muncul
setelah Galileo Galilei menyampaikan teori heliosentris, dimana bumi dan planet
lain berbentuk bulat dan bergerak mengelilingi matahari. Tahun 1632, Galileo dipenjara
oleh Gereja Katolik karena teorinya, dan akhirnya meninggal tahun 1642.
Bumi bukan pusat alam semesta, tapi hanya satu diantara miliaran planet
Pandangan bahwa bumi adalah pusat alam semesta, menjadi basis
kuat terhadap teori yang mengatakan bahwa manusia adalah subyek utama dari kehidupan
alam semesta. Inilah pandangan yang melingkupi seluruh kehidupan jaman nabi,
bahkan sampai munculnya science pada tahun 1500-an.
Kini, setelah Sebagian besar kita meyakini, bahwa bumi
hanyalah satu dari miliaran planet dan bintang di alam semesta, kita mulai mencari
kehidupan lain yang serupa di luar bumi. Bahkan kita mulai menduga, barangkali
manusia bukanlah makhluk yang paling hebat, barangkali manusia bukanlah subyek
penciptaan. Barangkali ada kisah lain, selain kisah drama antara manusia dan
Sang Pencipta, sebagaimana yang disebutkan oleh kitab-kitab suci. Pencarian ini
sedang berjalan, kita tidak tahu apa yang akan kita ketahui di masa mendatang.
Saat ini, manusia juga sedang berambisi untuk bisa hidup permanen
di planet lain, seperti Mars. Salah satunya adalah Elon Mask dan para pemuda
kaya Amerika. Kita sama sekali tidak tahu, apakah ambisi ini akan berhasil.
Seandainya saja, suatu saat manusia hidup di Mars, tentu kehidupan agama akan
berubah secara mendasar.
Sejauh ini, semua kitab suci dan ajaran agama, termasuk Al-Quran
dan Hadist, setidaknya tafsir dari keduanya, belum menjelaskan hal demikian.
Kehidupan sebelum penciptaan manusia (Adam AS).
Sulit sekali, atau barangkali (mungkin) tidak ada, sejarah
agama yang mengupas kehidupan sebelum penciptaan Adam AS. Hal ini menciptakan persepsi,
bahwa sejarah memang bermula sejak penciptaan Adam AS.
Sementara para ilmuwan masa kini, terlepas dari seberapa
besar tingkat akurasinya, telah menjelaskan awal kehidupan bumi 14 miliar tahun
sebelum penciptaan Adam AS. Mereka juga telah menjelaskan berbagai kehidupan makhluk
yang pernah singgah di bumi, jutaan tahun sebelum penciptaan Adam AS. Horison
ini sangat jauh sekali dari jangkauan para ahli sejarah jaman Nabi.
Sebagai contoh, para ahli tafsir menganggap banjir Nuh
adalah banjir terbesar yang tidak terjadi sebelum dan sesudahnya. Namun para
ilmuwan meyakinkan kita, bahwa telah terjadi bencana besar di muka bumi, yang
tidak terhitung jumlahnya, sebelum masa kehidupan Adam AS. Beberapa diantaranya
yang populer adalah pecahnya super benua Pangaea pada 200 juta tahun yang lalu,
musnahnya Dinosaurus sekitar 60 juta tahun yang lalu, letusan maha dahsyat
Gunung Toba yang membentuk Danau Toba di Sumatera sekitar 840 ribu tahun yang
lalu.
Penelitian ekstensif dan penemuan Carbon
Penelitian sejarah jaman kuno dilakukan oleh para pakar
sejarah, yang pada umumnya dilakukan secara pribadi atau kelompok kecil.
Sejarah dikumpulkan melalui cerita orang-orang terpercaya atau peninggalan catatan
masa sebelumnya.
Saat ini, penelitian sejarah telah diselenggarakan oleh
Lembaga-lembaga besar, yang di dukung oleh pemerintah atau swasta dengan
kemampuan keuangan yang sangat banyak. Melalui cara ini, penggalian-penggalian
berbiaya besar dimungkinkan, sehingga mampu mengungkap fakta-fakta sejarah yang
lebih mendalam.
Penemuna Carbon sebagai alat pengukur umur fosil sangat
berpengaruh terhadap kemajuan sejarah, demikian juga dengan timbal uranium.
Dengan alat ini, sejarawan dapat mengukur umur fosil, dan akhirnya bisa
menganalisa berbagai kehidupan pra-sejarah, sebelum penciptaan Adam AS. Jika
ahli sejarah masa lalu memiliki rentang waktu delapan ribu tahun yang lalu,
para ahli sejarah masa kini memiliki rentang waktu 14 miliar tahun yang lalu.
Komentar
Posting Komentar