Langsung ke konten utama

Empat Komponen Manusia


Banyak referensi tentang kehidupan manusia telah saya pelajari, khususnya dari buku-buku tasawuf. Sejauh ini saya pahami bahwa manusia memiliki tiga komponen yang tidak terpisahkan, yaitu fisik, akal dan ruh.


Alhamdulillah, pada renungan saya di segmen terakhir bulan ramadhan 1432 H ini, terbuka pemahaman baru mengenai komponen pembentuk manusia. Tentu saya meyakini kebenaran pemahaman ini, tapi bagaimana pun saya tetap membuka kemungkinan adanya pemahaman yang lebih baik.


Manusia terbentuk dari empat bagian atau komponen yang tidak terpisahkan, yaitu:
Pertama, Fisik atau jasad. Inilah bagian paling mudah dikenali. Fisik merupakan komponen utama dari semua makhluk di bumi ini. Melalui fisik inilah keberadaan makhluk di bumi dapat dilihat, dirasa dan dikenali. Karena komponen fisik ada di seluruh makhluk bumi, baik makhluk hidup maupun mati, maka tingkatan fisik merupakan tingkatan terendah, setara dengan tingkatan tumbuhan, hewan, tanah dan seterusnya.


Kedua, Nyawa atau jiwa. Komponen ini menjadi pembeda antara makhluk hidup dan makhluk mati. Semua makhluk hidup mempunyai komponen ini, termasuk orang gila, dan lenyap tatkala mati. Jiwa tidak akan maujud tanpa jasad, sementara jasad tidak akan hidup tanpa jiwa. Keduanya menyatu membentuk kehidupan. Penyatuan terjadi pada titik-titik fital yang sering disebut sebagai Latifah. Banyak titik Latifah dalam kehidupan manusia, biasanya para ulama menyebut sebanyak tujuh titik. Inti atau sumber Latifah berada pada katub jantung manusia. Tatkala titik Latifah rusak, hancurlah kesatuan jiwa dan jasad, dan di saat itulah kehidupan berubah menjadi kematian.


Ketiga, Akal. Akal hanya diberikan kepada makhluk hidup, tapi tidak semua makhluk hidup memilikinya. Tumbuhan merupakan contoh yang tidak berakal. Makhluk hidup dianugerahi kemampuan akal yang berbeda-beda. Buaya punya kadar akal yang berbeda dengan kerbau, kucing dan kera. Mereka tentu saja juga punya kadar akal yang berbeda dengan manusia. Bahkan antar manusia pun punya kadar akal yang berbeda. Sejarah manusia telah menunjukkan evolusi akal yang terus berubah. Keberadaan akal memungkinkan manusia untuk berpikir dan merespon segala sesuatu yang menimpanya. Akal pulalah yang menjadikan makhluk hidup seperti manusia dan hewan mampu belajar, beradaptasi dan merubah dirinya menjadi seperti yang diinginkan.


Keempat, Ruh. Komponen inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lain seperti hewan. Ruh inilah yang memberikan rasa senang, cinta, benci, sombong, dengki, dendam, kawatir dan seterusnya. Ruh pula yang selalu menggiring manusia untuk selalu mencari Sang Kuasa. Ruh telah ada sebelum alam jasad maujud dan terus hidup selamanya (dalam pengertian, tidak abadi seperti tuhan, karena ruh adalah makhluk). Ruh manusia telah ada sebelum jasadnya ada, bersemayam dalam alam ketuhanan, lalu ditiupkan kepada manusia tatkala di kandungan, menyatu bersama jasad, jiwa dan akal untuk berkarya, menjadi wakil Sang Pencipta dan sekaligus menyembahnya. Ruh adalah pengendali, pemimpin dan pemilik atas jasad, jiwa dan akal. Ruh menjadi penghubung alam fisik kepada alam tuhan. Dengan sumber daya jasad, jiwa dan akal, ruh diminta menjadi wakil pencipta di alam jasad. Tatkala jasadnya telah mati dan terkubur, ruh kembali bersemayam dalam alam asalnya untuk menunggu waktu yang ditentukan. Bilamana waktunya tiba ruh akan disidang oleh Sang Pemberi Tugas atas segala sepak terjangnya.


Keempat komponen tersebut memiliki derajat kemuliaan yang berbeda. Jasad menempati derajat terendah, sementara ruh menempati derajat tertinggi. Derajat jasad terendah karena komponen pembentuknya berasal dari alam kasar atau rendah, sedangkan ruh berderajat tertinggi karena komponen pembentuknya berasarl dari alam tertinggi, yaitu alam terdekat dengan tuhan. Dengan bersatunya alam rendah dan alam tinggi dalam diri manusia, manusia menjadi makhluk yang memiliki bentangan terluas, artinya manusia bisa terjerambab menuju derajat terendah, namun sebaliknya manusia dapat menjangkau menuju derajat tertinggi. Manusia berderajat rendah, manakala dia cenderung kepada alam jasad, dan berderajat tinggi manakala masuk ke dalam alam ruh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bencana Kebakaran Los Angeles Azab Tuhan atau Fenomena Alam?

Mengawali tahun baru 2025, seluruh dunia di hebohkan dengan bencana kebakaran dahsyat di Los Angeles, yang bermula sejak Selasa 7/1/24. Kebakaran menghanguskan 40 ribu hektar lahan, menghancurkan 12 ribu bangunan, menghilangkan aset Rp 4 ribu triliun dan membunuh 24 korban manusia (*  Korban LA ). Kehebohan tidak melulu karena dampak kerugian yang begitu besar, namun juga karena komentar di sosial media dari kalangan beragama, baik komunitas Islam, Kristen maupun agama lain.  Sebagian umat Islam menyebut, dukungan USA terhadap Israel yang menghancurkan Palestina menjadi penyebab bencana. Bahkan mereka mencoba mengutak-atik angka, mencari kesamaan jumlah rumah yang hancur di Los Angeles versus Palestina, ada pula yang membandingkan jumlah luasan hektar lahan yang terbakar di Los Angeles versus Palestina. Pada intinya, mereka ingin membuktikan bahwa bencana tersebut merupakan azab Tuhan karena sikap USA terhadap Palestina.(**  LA vs Palestina ) Tidak hanya dari kalangan Isl...

Unrevealed Knowledge

Berikut beberapa ilmu pengetahuan yang belum terungkap, dan masih menjadi misteri besar dalam kehidupan manusia: 1. Apakah benar, bahwa pada masa jaman es dan sebelumnya (sebelum tahun 12.900 sebelum masehi), manusia telah memiliki peradaban yang sangat tinggi, yang dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan bangunan luar biasa seperti Gunung Padang Indonesia, Gurun Gobi Mongolia, Gobekli Tape Turki, Abu Simbel Mesir, Pulau Paskah, Machu Piccu Peru. 2. Apakah benar, bahwa alam semesta ini multidimesi atau multiverse. Dalam arti, Bumi dan alam semesta yang kita saksikan ini hanyalah satu dimensi dari berbagai dimensi yang exist di Bumi dan alam semesta. Jika benar alam ini multi dimensi, boleh jadi ada makhluk lain yang hidup bersamaan dengan kita, sama-sama di Bumi namun dalam dimensi yang berbeda. Makhluk pada satu dimensi tidak memiliki akses terhadap dimensi lain, namun dengan ilmu dan teknis tertentu, bisa saja makhluk tersebut menembus batas, mengakses dan berkomunikasi dengan makh...

Hajar Aswad dan Mahkota Duri

Pernahkah Anda mencium Hajar Aswad, atau mendengar cerita seorang teman yang berjuang mencium Hajar Aswad? Jika sudah, Anda pasti paham, seperti apa situasi heroik perjuangan mencium Hajar Aswad di Masjidil Haram Mekah. Situasi tersebut telah terjadi sejak permulaan Islam hingga saat ini, ribuan tahun tidak berubah. Inilah salah satu video Youtube perjuangan mencium Hajar Aswad. ( Youtube: Perjuangan mencium Hajar Aswad ). Mahkota Duri, pernah Anda mendengar kisahnya? Serupa dengan Hajar Aswad, umat Kristiani juga terbawa suasana heroik ketika mencium Mahkota Duri di Notre Dame Cathedral, Paris Perancis. Ini adalah salah satu Video Youtube tentang Mahkota Duri yang amat sakral bagi umat Kristiani. ( Youtube: Mahkota Duri ) Menurut kisah umat Islam, Hajar Aswad adalah batu dari surga yang ditempatkan pada Kabah, sebuah bangunan peninggalan nabi Ibrahim dan Muhammad yang menjadi kiblat sholat bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia. Umat Islam yang ziarah pergi haji ke Masjidil Haram Me...