Prestasi Seluler 2009
Jumlah pelanggan seluler saat ini berjumlah sekitar 154 juta, dimana 82 jt diantaranya adalah pelanggan Telkomsel, dan 24.5 jt adalah pelanggan CDMA. Dari 154 jt tersebut, pelanggan postpaid hanya berkisar 2.5%, sedangkan sisanya 97.5% adalah pelanggan prepaid. Sebagai contoh Telkomsel, dari 82 jt pelanggan yang dimiliki, 58 jt adalah Simpati, 32 jt adalah As, sedangkan pelanggan Halo hanya 2 jt saja. Profile ini menunjukkan realitas bagaimana sejati karakteristik pelanggan seluler Indonesia.
Melihat karakteristik tersebut, wajar jika hampir semua operator selalu menjadikan tarif sebagai andalan kompetisinya. Sehingga tarif komunikasi di Indonesia yang 5 tahun lalu terhitung sebagai tarif mahal di dunia, kini termasuk sebagai tarif terendah di dunia dengan angka Rp. 200/ menit. Sedangkan ARPU rata-rata industri ini hanya Rp. 40.000,-.
Dengan mengacu kepada ARPU dan jumlah pelanggan, diestimasikan kapitalisasi industri ini berkisar 75 triliun pada tahun 2009 ini. Kapital sebesar ini didukung oleh alat produksi sebanyak 45 ribu BTS di seluruh Indonesia, dengan sumbangan Telkomsel sebanyak 30.500 unit.
OUTLOOK TAHUN 2010
Pada tahun 2010 diestimasikan jumlah pelanggan seluler mencapai angka 190 jt, atau tumbuh sekitar 36 jt pelanggan. Dengan asumsi distribusi yang sama dengan tahun sebelumnya, maka diestimasikan jumlah pelanggan CDMA berkisar 31 jt, sedangkan GSM berkisar 159 jt.
Jumlah investasi yang akan disiapkan semua operator berkisar 22 triliun, namun diperkirakan angka tersebut tidak terserap seluruhnya kepada pengembangan BTS, namun lebih banyak terserap kepada pengembangan infrastruktur data.
Sebagaimana telah disampaikan oleh banyak pakar, tahun 2009 telah diwarnai dengan berbagai inovasi layanan data, sehingga diestimasikan layanan data akan terus berkembang di tahun 2010. Potensi pasar masih sangat terbuka, karena pengguna data saat ini baru berkisar 4.5 juta atau sekitar 2% dari populasi penduduk, 3% dari pelanggan seluler. Angka ini masih sangat jauh dibandingkan dengan penetrasi data di luar negeri, seperti di Korea dan Singapore yang mencapai lebih dari 80%. Sehingga layanan data merupakan primadona bisnis seluler tahun 2010 dan tahun berikutnya.
Terkait dengan layanan data yang akan berkembang di beberapa tahun mendatang, tentunya hal ini akan menjadi pendorong yang kuat bagi industri CPE (gadget). Hal ini akan lebih perkuat lagi setelah dibukanya perdagangan bebas dengan China mulai Januari 2010 ini. Dipastikan industri CPE akan sangat bergairah, bergerak kepada kemampuan layanan data, namun dengan harga yang semakin murah.
Hal lain yang menarik di tahun 2010 adalah kemungkinan terjadinya konsolidasi industri. Hal ini dipicu oleh kenyataan bahwa pada 2 tahun terkakhir, dimana dari 11 operator seluler yang telah memasuki bisnis ini, Telkomsel tetap memegang market-share di atas 50%, demikian juga dengan Indosat dan XL, perubahan market-share tidak terlalu signifikan. Sebagaimana diketahui, pemain besar industri ini adalah Telkomsel, Indosat, XL, Esia, Flexi dan Three. Sedangkan pemain lainnya memberikan sumbangan yang tidak terlalu signifikan. Realitas ini dipastikan akan mengarah kepada konsolidasi industri pada upaya merger dan akuisisi, sehingga jumlah operator yang berkompetisi menyusut. Dari peta pasar yang berkembang saat ini, jumlah operator ideal di Indonesia pada tahun 2012 nanti adalah 5 operator.
Komentar
Posting Komentar