Skip to main content

Aset Karyawan K3 + 1

Aset Karyawan K3+1
Hari ini, saya menerima sepuluh pegawai baru, yang mendapat penugasan di Witel Jakarta Utara. Sudah pasti mereka adalah milenial yang berwajah cerah ceria dan penuh semangat. Seperti kebanyakan pegawai Telkom lainnya, mereka berasal dari universitas ternama di Indonesia.

Pada sesi sambutan, saya menyampaikan pesan penting yang perlu mereka ketahui. Dan pesan ini juga penting diketahui oleh semua karyawan, tidak hanya Telkom, tapi di perusahaan mana pun. Pesan ini sederhana, bersifat umum, karenanya berlaku untuk semua karyawan di mana pun. Pesan ini merupakan rangkuman dari sekian banyak buku Leadership yang sudah saya baca, dan tentu saja berdasarkan pengalaman saya sendiri setelah bekerja menjadi karyawan bertahun-tahun.

Aset Karyawan K3 + 1

Jika Anda seorang pengusaha, aset Anda adalah modal, baik berupa uang maupun barang, atau mungkin sumber daya lain seperti pegawai dan seterusnya. Aset itulah yang nantinya akan dieksplorasi dan eksploitasi menjadi kekayaan perusahaan hari ini dan masa depan.

Demikian juga, jika Anda adalah seorang karyawan. Anda perlu membangun dan memiliki aset, yang akan menjadi modal untuk pengembangan karier di perusahaan. Aset tersebut saya sebut K3 + 1, karena 3 aset pertama harus Anda upayakan dengan maksimal, sedangkan 1 sisanya menjadi domain spiritual. Berikut penjelasan K3 + 1.


Kinerja

Perusahaan memperkerjakan karyawan, karena ingin mendapatkan timbal-balik, berupa hasil kerja sesuai kebutuhan perusahaan. Jika hasil kerja di bawah harapan, perusahaan tentu kecewa. Jika sesuai harapan, perusahaan merasa senang. Jika Anda memberikan hasil kerja yang lebih dari harapan, tentu saja, perusahaan layak memberikan apresiasi sebagai rasa terima kasih. Apalagi jika Anda mampu memberikan hasil kerja terbaik, tentu menjadi prioritas perusahaan untuk memberikan kewenangan lebih luas. Kinerja Terbaik adalah kunci dari segala karier.


Karakter

Perusahaan tidak mungkin dijalankan oleh satu orang. Perusahaan pasti akan dijalankan oleh banyak orang, dari mulai Direktur sampai staf terbawah. Tidak hanya internal, perusahaan juga selalu terkait dengan pihak eksternal yang juga merupakan kumpulan banyak orang. Perusahaan juga pasti punya pelanggan, yang juga pasti kumpulan orang-orang.

Dalam setiap kumpulan orang, selalu ada interaksi antar orang di dalamnya. Dan dalam setiap interaksi, dibutuhkan moral dan etika yang menjadi landasannya. Moral dan etika muncul dari karakter pelakunya.

Setiap perusahaan selalu memiliki bentuk interaksi yang unik, atau disebut budaya perusahaan. Budaya perusahaan terbentuk dari kombinasi karakter yang ada di dalamnya. Oleh karenanya, perusahaan menuntut karakter spesifik dari seluruh karyawannya.

Sebagai karyawan dalam perusahaan, Anda harus memiliki karakter yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Secara praktis, budaya atau karakter perusahaan selalu diwarnai oleh para pengambil keputusan dalam perusahaan tersebut. Maka, Anda harus memiliki karakter yang serupa dengan para pengambil keputusan.

Secara umum, Anda harus memiliki karakter yang baik, positif, dan seterusnya.


Kawan

Literatur barat menyebutnya dengan Networking, sedangkan agama Islam menuliskannya dengan Silaturahim. Pada prinsipnya, ketiganya adalah sama.

Karier karyawan dikatakan baik, jika Anda diberikan kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar dalam perusahaan tersebut. Karenanya, Anda harus dipercaya oleh satu, dua, tiga atau beberapa orang untuk menerima tanggung jawab dan kewenangan tersebut. 

Secara umum, semakin banyak kawan yang percaya, semakin tinggi kemungkinan mendapatkan kewenangan. Namun secara praktis, tidak selalu demikian. Karena, penunjukan personel dalam perusahaan tidak melalui pemilihan umum, melainkan oleh atasan. Sehingga, kepercayaan atasan, atau orang-orang yang dekat dengan atasan adalah kuncinya.

Kepercayaan atasan atau rekan kerja tidak bisa dibangun dengan sesaat. Kepercayaan membutuhkan perjalanan panjang dan mungkin bertahun-tahun. Kemampun Anda untuk selalu bekerja dengan hasil terbaik, dan karakter Anda dalam berinteraksi dengan orang-orang dalam perusahaan, menjadi bangunan kepercayaan yang akan terbenam dalam pikiran rekan kerja maupun atasan.


Kodrat (Nasib)

Berat sekali untuk menyebut nasib, tapi itulah adanya. Nasib, Kodrat, takdir tidak bisa dipungkiri. Banyak hal yang tidak bisa dikendalikan oleh Anda, banyak hal yang tidak bisa dikendalikan oleh atasan, banyak hal yang tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan. Namun semua hal bisa dikendalikan oleh Tuhan, dan itulah yang saya sebut sebagai nasib.

Mungkin Anda telah menunjukkan kinerja, karakter dan pertemanan yang terbaik, namun karena lingkungan, kondisi dan situasi tertentu, Anda tidak mendapatkan karier terbaik. Sebaliknya, mungkin rekan Anda biasa saja, namun karena nasib, dia mendapatkan karier yang jauh lebih baik.

Hal ini belum tentu menjadi sesuatu yang negatif, itulah fakta kehidupan di dunia, yang harus Anda hadapi dan terima dengan sikap positif. Dan karena itulah, kita perlu selalu berdoa dan bergantung kepada Tuhan, Sang Pemberi Rejeki dan Kehidupan.


Urutan Kinerja, Karakter, Kawan

Dari tiga hal di atas, manakah yang lebih penting? Jawabanya, tidak ada yang lebih penting, karena semuanya penting, tergantung pada kondisi dan situasinya.

Di perusahaan A, mungkin kinerja lebih penting, sementara pada perusahaan B, mungkin karakter lebih penting, sedangkan untuk perusahaan C, kawan lebih penting.

Namun secara umum, urutannya sebagai berikut. Pada saat karier awal, kinerja menjadi faktor penentu. Di saat memasuki level menengah, karakter menjadi lebih penting. Namun ketika menuju level atas, kawan menjadi faktor paling dominan.

Demikian penjelasan aset karyawan K3 + 1, semoga Anda memperoleh manfaat dari tulisan ini. Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

The 360 Leader - John C Maxwell

Hampir semua pemimpin memiliki pimpinan yang lebih tinggi. Bolehlah dibilang, tidak ada pemimpin yang tidak memiliki pemimpin diatasnya. Karenanya, buku The 360 Leader karangan John C. Maxwell ini sejatinya adalah untuk semua pemimpin, bukan hanya untuk para manajer yang selalu berada di bawah para pemilik perusahaan. Pun demikian, penjelasan buku ini memang lebih difokuskan kepada para manajer, senior manajer dan para pemimpin sejenis dalam perusahaan yang berada di bawah kepemimpinan orang-orang di atasnya. Buku setebal 400 halaman ini mengawali penjelasanya dengan 7 mitos tentang memimpin dari bagian tengah. Berikutnya menjelaskan tantangan yang dihadapi pemimpin 360 Derajat. Pada bagian ketiga dijelaskan bagaimana memimpin ke atas. Bagian keempat dan kelima menjelaskan praktik memimpin ke samping dan ke bawah. Pada bagian akhir dijelaskan nilai-nilai pemimpin 360 Derajat. Prinsip utama dari kepemimpinan 360 derajat adalah bahwa pemimpin bukanlah posisi, melainkan pe

Alternatif Investasi Saham

Berikut ini adalah inspirasi bisnis bagi para investor (bukan trader) saham. Saham Telkom saya jadikan sebagai salah satu contoh, namun pastinya banyak saham lain yang serupa atau lebih bagus darinya. Benar, apa yang dikatakan investor kawakan Warren Baffett, " Our favorite holding period is forever ", quote lainnya antara lain, "Beli saham layaknya Anda akan membeli rumah. Memahami dan menyukainya sehingga Anda akan puas memilikinya". Jika Anda berinvestasi saham Telkom pada saat IPO tahun 1995, Anda akan merasakan super gembira, karena saat ini, nilainya sudah naik 21 x dari dinilai awalnya. Kok 21 x, bagaimana perhitungannya? Sejak saham IPO tahun 1995, Telkom telah membagi saham bonus sekali dan melakukan stock split dua kali. Jika saat IPO Anda membeli saham sebanyak 1,000 lembar, maka saat ini saham yang Anda miliki sudah berubah menjadi 10.800 saham, atau naik 10,8 kali. Selanjutnya dari sisi harga saham, pada saat IPO harga saham Rp 2.050, sedangkan

Perkembangan dan Tren Internet Indonesia

Menurut Delloitte Access Economic, kontribusi internet mencapai Rp 1,6 triliun atau 1,6 persen dari produk domestik bruto (PDB). Pada 2016 nanti konfribusinya di perkirakan mencapai 2,5 persen atau setara Rp 324 triliun. Pada akhir 2011 Internet World Stats mencatat jumlah pengguna internet mencapai 55 juta atau 24,2 persen populasi sebesar 245 juta. Jumlah tersebut merupakan yabg keemapt terbesar di Asia setelah China (510),India (121), dan Jepang (101,2). Namun demikian jika dilihat dari sisi penetrasi, indonesia masih jauh ketinggalan dari negara-negara Asean. Vietnam mencapai 33,7 Philipina 29,2 dan Thailand 27,2 persen. Menurut Markplus 57 persen pengguna internet berasal dari mobile internet. IPsos melaporkan dari jumlah tersebut 83 persen trafik menuju media sosial, forum dan blog. Socialbakers menempatkan Indonesia sebagai pengguna facebook terbesar dengan jumlah 43,5 juta dan Semiocast menempatkan di urutan kelima pengguna twitter dengan jumlah 20 jutaan. Nielsen 2011 melp