Langsung ke konten utama

Wisata Vietnam menjadi Kesan Tak Terduga

"Vietnam?" tanyaku, "Ya, Vietnam. Berangkat Rabu ini." jawab temanku melalui WA. Sontak aku merasa antusias. Tentu sangat berbeda responku jika jawaban teman adalah Singapore, Hong Kong atau negara maju lainnya. Vietnam is something different.

Aku menduga Vietnam sebagai negara 'kelabu', mengingat sejarahnya penuh dengan perang yang mengerikan. Apalagi dulu aku termasuk penggemar Rambo, jadi wajar saja kalau menganggap masyarakat Vietnam sebagai singa berbulu domba. Harapan wisata ke Vietnam adalah melihat situs perang dan keganasan Vietkong.

Namun gambaran-gambaran ngeri tersebut hilang sirna, begitu sampai dan menginap di negeri mirip Indonesia ini. Vietnam tak ubahnya seperti negara berkembang lain yang ekonominya tumbuh sangat pesat dan sangat memperhatikan industri pariwisata.

Vietnam boleh di bilang sebagai negara yang "baru saja" merdeka. Setelah perang Saudara yang sangat brutal disertai intervensi Amerika, akhirnya Vietnam memproklamasikan reunifikasi Vietnam Utara dan Selatan pada 30 April 1975. Itulah hari penting mereka. Hari dimana Vietnam Utara dan Selatan bergabung menjadi satu kembali, Negara Republik Komunis Vietnam. Pada perayaan yang ke 40 tahun, saya akan berada di sana, yaitu 30 April 2015.

Saat ini Vietnam berpenduduk sekitar 90 juta, 85% dihuni suku lokal,Viet. Sisanya adalah minoritas para pendatang dari berbagai suku dan negara. Sekitar 85% menggunakan bahasa lokal. Agama yang dominan adalah Budha dan Katholik, lainnya minoritas.

Pusat pemerintahan ada di kota Hanoi, berlokasi di Vietnam utara, yang merupakan kota terbesar kedua dengan penduduk sekitar 5 juta. Sedangkan kota bisnis sekaligus kota terbesar adalah Ho Chi Minh City, yang sebelumnya disebut kota Saigon. Saigon terletak di Vietnam selatan, dengan penduduk sekitar 9 juta.

Destinasi wisata paling populer di Vietnam adalah Ha Long Bay, pantai dengan ribuan pulau kecil dan batuan yang muncul dari dalam air laut, dengan pemandangan yang sangat indah. Ha Long Bay berlokasi di sisi timur kota Hanoi, dengan perjalanan darat sekitar 3,5 jam.

Ha Long Bay, Hanoi, dan Saigon adalah destinasiku selama di Vietnam.


Ha Long Bay

Ha Long Bay adalah sebuah pantai dengan area yang sangat luas. Jangan dibayangkan pantai dengan pasir putih yang panjang, karena Ha Long Bay memiliki keunikan yang berbeda. Ha Long Bay memiliki tebing atau bukit batu yang sangat banyak tersebar di sepanjang pantai, dan yang paling penting, sangat indah di lihat. Air laut sangat tenang, jernih, hingga sangat romantis dinikmati dengan kapal kecil. Konon tempat ini menjadi salah satu tempat shooting James Bond, sampai akhirnya salah satu pulau disebut Bond Island.

 
 


Di salah satu bukitnya, terdapat gua cantik, dan menjadi salah satu destinasi para turis. Batuan dalam gua sangat indah, meskipun tidak seluruhnya alami, karena sudah dibuat sedemikian rupa, untuk membuat nyaman para wisatawan.

Ha Long Bay terletak di sebelah timur Hanoi. Perjalanan menuju Ha Long Bay bisa ditempuh dengan kendaraan darat, sekitar 3,5 sampai 4 jam. Kondisi jalan cukup baik, sedikit di bawah kualitas jalan Pantura Jawa. Sejak akhir 2014 lalu, sudah tersedia flyfloat, yaitu pesawat kecil yang bisa diturunkan di laut pantai. Pesawat ini berangkat dari Hanoi menuju Ha Long Bay, hanya dalam 30 menit. Dengan pesawat ini, tentu saja pemandangan Ha Long Bay menjadi jauh lebih indah.


Hanoi

Hanoi adalah ibukota negara Vietnam. Kota berpenduduk sekitar 5 juta ini berada di wilayah Vietnam Utara. Sebagai ibukota, Hanoi tidak menjadi pusat bisnis Vietnam, sehingga kesibukannya tidak seperti Saigon. Nilai lebih kota Hanoi adalah sejarah. Di kota ini masih berdiri banyak bangunan tua dengan nilai sejarah tinggi. Pemerintah juga sengaja menjadikan beberapa spot di kota ini sebagai tempat sejarah, sehingga melarang pembangunan berbagai gedung modern.

Jika dicari bandingannya di Indonesia, Hanoi serupa dengan kota Jogja. Banyak sekali warung-warung sepanjang jalan wisata yang menjual kopi dan berbagai makanan dengan gaya lesehan. Bedanya, jika di Jogja menggunakan tikar, di Hanoi menggunakan bangku plastik pendek.

 

 
Salah satu keunikan Hanoi adalah danau. Hanoi memiliki banyak danau. Salah satu danau yang sangat cantik dan paling ramai dikunjungi turis adalah Danau Kiem.


Ho Chi Minh

Ho Chi Minh adalah nama yang disematkan setelah kemerdekaan Vietnam, sebagai penghargaan terhadap tokoh puncak mereka sekaligus presiden pertama mereka, Ho Chi Minh. Sebelumnya bernama Saigon. Sampai dengan saat ini, banyak kalangan menyebutnya Saigon.

 
Saigon adalah pusat bisnis Vietnam. Kota ini berpenduduk sekitar 9 juta orang. Meskipun berpenduduk lebih banyak dari Hanoi, wilayah Saigon lebih kecil dari Hanoi. Sebagai kota bisnis, sudah tentu Saigon cukup sibuk dan macet.

Di antara destinasi wisata unggulan Saigon adalah gedung bersejarah di tengah kota, yaitu gereja dan kantor pos. Kedua gedung tersebut masih aktif di pakai sebagaimana peruntukannya.

Dengan perjalanan darat sekitar 3 jam dari Saigon, turis akan mencapai medan pertempuran jaman dahulu, yaitu di pedesaan Gu Chi. Desa ini sangat populer, karena memiliki jalan bawah tanah (tunel) sepanjang 200 kilometer. Tunel dengan strktur jaring-jaring ini, pernah menjadi basis kekuatan kunci tentara Vietkong yang menjadi momok dan frustasi tentara Amerika. Di lokasi ini, turis dijelaskan berbagai strategi dan model jebakan yang dibangun tentara Vietkong. Sungguh mengagumkan!

Sekitar dua jam dari Saigon, turis juga disuguhi keindahan sungai Mekong. Sungai Mekong adalah sungai besar dan panjang yang mengalir dari Tibet, Myanmar, Thailand, Combodia dan akhirnya mencapai pantai di Vietnam. Disamping melihat besarnya sungai Mekong, turis diajak naik perahu kecil menyusuri sungai tersebut dan singgah di beberapa tempat untuk berbagai hidangan lokal yang unik. Masyarakat setempat juga menyediakan perahu dayung yang bisa dinikmati turis menyusuri tambak indah menawan.


Mirip Indonesia

Setelah beberapa hari berada di Vietnam, aku makin kagum dengan negara ini. Meskipun baru tahun 1975 lepas dari peperangan brutal, negara yang semula saya anggap `belum  berkembang`, ternyata nyaris sama dengan Indonesia. Ya, dari beberapa hal Vietnam memang bisa disejajarkan dengan Indonesia.



Secara kultur, Vietnam relatif mirip dengan Indonesia. Bentuk rumah, desain jalan-jalan rakyat, tradisi warung lesehan, keramahan rakyat dan lainya. Bahkan bentuk tubuh dan raut muka juga mirip. Sedangkan kulit tubuh, sepertinya orang Vietnam lebih putih dari kebanyakan orang Indonesia.

 

Coba lihat beberapa gambar di atas. Nampak pasar tradisional di salah satu sudut Hanoi. Suasana pasar tersebut mirip seperti yang sering kita jumpai di pinggiran kota di Indonesia. Berikutnya, lihatlah gambar jalan pedesaan beserta lingkungan sekitar yang ada di sepanjang perjalanan dari Saigon ke Gu Chi. Pemandangan tersebut mengingatkan kita pada jalan tingkat kecamatan di sebagian besar pulau Jawa.


Seperti di sebut di atas, Hanoi mirip Jogja. Sedangkan Saigon boleh diserupakan dengan Jakarta. Selain gedung tinggi, Saigon juga sedang membangun MRT. Kota ini diwarnai kemacetan, meskipun sepertinya belum separah Jakarta. Yang lebih mirip lagi adalah keberadaan sepeda motor. Sepeda motor menguasai jalanan Saigon, dan ketika terjadi kemacetan, sepeda motor memenuhi jalan dan seringkali naik ke trotoar.


Untuk melihat lebih banyak foto keindahan Vietnam, silahkan klik link berikut. https://db.tt/WvXz1TzA

Komentar

  1. Artikel ini sudah dimuat oleh Republika edisi Minggu, 23 Agustus 2015. Lihat versi PDF-nya di sini: https://www.dropbox.com/s/btp019sw3j0mry4/20150823_republika_vietnam.jpg?dl=0

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 360 Leader - John C Maxwell

Hampir semua pemimpin memiliki pimpinan yang lebih tinggi. Bolehlah dibilang, tidak ada pemimpin yang tidak memiliki pemimpin diatasnya. Karenanya, buku The 360 Leader karangan John C. Maxwell ini sejatinya adalah untuk semua pemimpin, bukan hanya untuk para manajer yang selalu berada di bawah para pemilik perusahaan. Pun demikian, penjelasan buku ini memang lebih difokuskan kepada para manajer, senior manajer dan para pemimpin sejenis dalam perusahaan yang berada di bawah kepemimpinan orang-orang di atasnya. Buku setebal 400 halaman ini mengawali penjelasanya dengan 7 mitos tentang memimpin dari bagian tengah. Berikutnya menjelaskan tantangan yang dihadapi pemimpin 360 Derajat. Pada bagian ketiga dijelaskan bagaimana memimpin ke atas. Bagian keempat dan kelima menjelaskan praktik memimpin ke samping dan ke bawah. Pada bagian akhir dijelaskan nilai-nilai pemimpin 360 Derajat. Prinsip utama dari kepemimpinan 360 derajat adalah bahwa pemimpin bukanlah posisi, melainkan pe

WIMAX KANDIDAT JARINGAN 4G

Pada awal tahun 2000-an, bahkan sampai dengan saat ini kita sudah sangat familiar dengan teknologi Wi-Fi, diantaranya adalah wireless yang kita gunakan sehari-hari di Laptop. Teknologi Wi-Fi di Laptop ini merupakan implementasi dari standar IEEE 802.11x, yang sebenarnya telah mengalami perkembangan dari mulai 802.11a, 802.11b sampai 802.11g. Perkembangan tersebut menghasilkan kecepatan dan jangkauan yang lebih baik, spektrum frekuensi yang lebih efisien dan sebagainya. Teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (Wimax) merupakan implementasi standar IEEE 802.16x, yang notabene adalah pengembangan dari teknologi Wi-FI dengan standar IEEE 802.11. Wimax dikembangkan oleh Wimax Forum yang dimotori lebih dari 400 vendor global seperti Intel, Siemens, ZTE, Nokia dan lainnya. Secara umum kita mengenal dua jenis Wimax, yaitu Wimax untuk jaringan tetap atau disebut Fixed Wimax, dan Wimax untuk jaringan bergerak atau sering disebut Mobile Wimax. Teknologi Fixed Wimax mampu menduk

Liburan Keluarga di Kuala Lumpur

Masjid Putra Kunjungan Kuala Lumpur kali ini merupakan yang ke sekian kalinya, tapi menjadi yang pertama kali untuk liburan keluarga. Liburan keluarga selalu mendapatkan pengalaman yang berbeda dibandingkan liburan bersama teman kantor, apalagi jika dibandingkan dengan perjalanan dinas. Seperti biasanya, kami memilih untuk ''berjalan sendiri", tanpa bantuan agen travel atau pun guide lokal. Otomatis, saya akan menjadi EO sekaligus guide-nya. Kami sudah pesan tiket jauh hari, agar keluarga merasa nyaman dan tentu saja agar harga tiket lebih miring. Kami mendapat tiket Malaysia Airline PP sekitar 1,7 juta rupiah, karena berdekatan dengan liburan Natal. Jika waktu kunjungan jauh dari liburan bersama, mungkin bisa mendapatkan tiket lebih hemat. Untuk akomodasi, kami pilih tengah kota, agar mudah jalan kaki kemana pun, dan tentu saja dekat dengan Petronas Twin Tower. Tidak usah kawatir harga mahal, buktinya saya mendapatkan hotel butik yang sangat nyaman, denga