Langsung ke konten utama

WiMax 16e Diklaim Cocok Hadapi FTA ASEAN-China

[Ardhi Suryadhi - detikinet]

Jakarta - Sejumlah vendor lokal masih keukeuh dan berharap pemerintah melunak sehingga memilih standar perangkat WiMax 802.16e. Bahkan sesuai dengan kondisi terkini, standar tersebut dinilai lebih cocok menghadapi Free Trade Agreement ASEAN-China ketimbang seri 16d.
Sylvia Sumarlin, Ketua WiMax Forum Indonesia mengatakan, pemerintah sebenarnya memiliki niat mulia untuk penerapan teknologi WiMax. Yaitu, ingin Indonesia tak cuma jadi penikmat teknologi asing, namun juga sebagai produsen perangkat dan mampu menjualnya ke negara lain.
Namun dalam perjalanannya, lanjut Sylvia, perkembangan perangkat WiMax telah berevolusi dari seri 'd' ke 'e', dan sudah banyak negara lain yang mengadopsi seri terbaru ini.
"Nah, sekarang kalau manufaktur kita semuanya dipaksa untuk memproduksi perangkat 16d, produk kita tidak bakal diterima di luar. Akhirnya manufaktur yang berpikir maju membuat standar e, yang tetap memenuhi syarat TKDN pemerintah," lanjut mantan Ketua APJII ini.
Pemerintah pun dinilai lupa kalau Indonesia kaya akan bahan baku, materi dan memiliki sumber daya manusia yang lihai sehingga cukup membuat negara lain seperti China deg-degan."Kalau pemerintah tegas, asing juga bisa dipaksa memenuhi TKDN dan mempekerjakan orang-orang Indonesia. Industri juga gak cuma mau untung saja kok, tapi survive untuk bisa hidup. FTA Asean-China juga jangan dilihat sebagai ancaman, harusnya dilihat sebagai peluang. Seperti berlian, dia menunggu untuk diasah," pungkasnya.
Sylvia boleh saja terus menjaga asanya. Pun demikian, pemerintah sepertinya juga masih berpegang teguh dengan keyakinannya dan menganggap perangkat WiMax 16d sebagai pilihan terbaik untuk Indonesia. ( ash / faw )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 360 Leader - John C Maxwell

Hampir semua pemimpin memiliki pimpinan yang lebih tinggi. Bolehlah dibilang, tidak ada pemimpin yang tidak memiliki pemimpin diatasnya. Karenanya, buku The 360 Leader karangan John C. Maxwell ini sejatinya adalah untuk semua pemimpin, bukan hanya untuk para manajer yang selalu berada di bawah para pemilik perusahaan. Pun demikian, penjelasan buku ini memang lebih difokuskan kepada para manajer, senior manajer dan para pemimpin sejenis dalam perusahaan yang berada di bawah kepemimpinan orang-orang di atasnya. Buku setebal 400 halaman ini mengawali penjelasanya dengan 7 mitos tentang memimpin dari bagian tengah. Berikutnya menjelaskan tantangan yang dihadapi pemimpin 360 Derajat. Pada bagian ketiga dijelaskan bagaimana memimpin ke atas. Bagian keempat dan kelima menjelaskan praktik memimpin ke samping dan ke bawah. Pada bagian akhir dijelaskan nilai-nilai pemimpin 360 Derajat. Prinsip utama dari kepemimpinan 360 derajat adalah bahwa pemimpin bukanlah posisi, melainkan pe

WIMAX KANDIDAT JARINGAN 4G

Pada awal tahun 2000-an, bahkan sampai dengan saat ini kita sudah sangat familiar dengan teknologi Wi-Fi, diantaranya adalah wireless yang kita gunakan sehari-hari di Laptop. Teknologi Wi-Fi di Laptop ini merupakan implementasi dari standar IEEE 802.11x, yang sebenarnya telah mengalami perkembangan dari mulai 802.11a, 802.11b sampai 802.11g. Perkembangan tersebut menghasilkan kecepatan dan jangkauan yang lebih baik, spektrum frekuensi yang lebih efisien dan sebagainya. Teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (Wimax) merupakan implementasi standar IEEE 802.16x, yang notabene adalah pengembangan dari teknologi Wi-FI dengan standar IEEE 802.11. Wimax dikembangkan oleh Wimax Forum yang dimotori lebih dari 400 vendor global seperti Intel, Siemens, ZTE, Nokia dan lainnya. Secara umum kita mengenal dua jenis Wimax, yaitu Wimax untuk jaringan tetap atau disebut Fixed Wimax, dan Wimax untuk jaringan bergerak atau sering disebut Mobile Wimax. Teknologi Fixed Wimax mampu menduk

Liburan Keluarga di Kuala Lumpur

Masjid Putra Kunjungan Kuala Lumpur kali ini merupakan yang ke sekian kalinya, tapi menjadi yang pertama kali untuk liburan keluarga. Liburan keluarga selalu mendapatkan pengalaman yang berbeda dibandingkan liburan bersama teman kantor, apalagi jika dibandingkan dengan perjalanan dinas. Seperti biasanya, kami memilih untuk ''berjalan sendiri", tanpa bantuan agen travel atau pun guide lokal. Otomatis, saya akan menjadi EO sekaligus guide-nya. Kami sudah pesan tiket jauh hari, agar keluarga merasa nyaman dan tentu saja agar harga tiket lebih miring. Kami mendapat tiket Malaysia Airline PP sekitar 1,7 juta rupiah, karena berdekatan dengan liburan Natal. Jika waktu kunjungan jauh dari liburan bersama, mungkin bisa mendapatkan tiket lebih hemat. Untuk akomodasi, kami pilih tengah kota, agar mudah jalan kaki kemana pun, dan tentu saja dekat dengan Petronas Twin Tower. Tidak usah kawatir harga mahal, buktinya saya mendapatkan hotel butik yang sangat nyaman, denga