Skip to main content

Akankah Poligami Populer


Saat ini, terutama di lingkungan sekitar kita, di negara kita dan utamanya di negara yang mengikuti kehidupan barat, Poligami memang menjadi kehidupan yang relatif tabu. Kenapa demikian? 

Saat ini laki-laki dan perempuan relatif memiliki kekuatan yang hampir sama untuk bisa mencari nafkah dan memberi penghidupan kepada keluarga. Hampir semua pekerjaan terbuka secara luas dan setara, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan dan membangun karier yang sepadan. Kaum perempuan mempunyai kemandirian yang cukup untuk menghidupi diri dan mungkin keluarganya. Pada kondisi demikian, kaum perempuan tidak terlalu bergantung kepada laki-laki. Kaum laki-laki setara dengan kaum perempuan, karena-nya poligami tidak lagi relevan.

Apakah suatu saat, kondisi ini bisa berubah? mungkin saja. Yaitu ketika terjadi guncangan besar terhadap populasi atau sosial politik suatu Bangsa. Menurut Yuval Noah Harari, dalam bukunya Homo Deus, sepanjang sejarah manusia, goncangan besar selalu terjadi oleh tiga sebab, yaitu perang, bencana alam dan wabah penyakit.


A. Perang

Pada kondisi perang, hampir pasti, kaum laki-laki yang akan maju perang dan paling banyak mengalami kematian dini. Akibatnya, jumlah laki-laki sedikit, sebaliknya jumlah perempuan dan janda melimpah. Pada kondisi perang, ekonomi menjadi tidak stabil, kemiskinan dan kekurangan pangan akan semakin meluas. Mencari nafkah dan pangan keluarga, menjadi sesuatu yang sangat sulit dan amat berat. Pada kondisi demikian, laki-laki akan lebih dominan dan lebih suskes menghidupi keluarga, sementara kaum perempuan akan cenderung mencari perlindungan kaum laki-laki. Apalagi, jumlah perempuan yang berlipat dari jumlah laki-laki. Tidak ada pilihan lain, kondisi akan merestui bahkan mewajibkan praktek poligami.


B. Bencana Alam

Bencana alam dahsyat pada umumnya menghancurkan kehidupan dan ekonomi masyarakat. Jumlah kematian tak terhitung, pada umumnya random, menimpa laki-laki dan perempuan. Jumlah populasi akan menyusut tajam, namun komposisi laki-laki perempuan relatif seimbang. Karena kehidupan yang tergoncang hebat, ekonomi runtuh, menjadikan lapangan pekerjaan tidak seimbang dan makin berat. Pada umumnya, pada kondisi ini, kaum laki-laki akan dominan dan sukses di bandingkan perempuan. Kaum perempuan akan cenderung tergantung dan mencari perlindungan dari kaum laki-laki. Pada situasi seperti ini pula, poligami akan diterima oleh masyarakat.


C. Wabah Penyakit.

Wabah penyakit atau pandemi dahsyat seringkali terjadi pada masa kuno. Yang mana dampaknya mirip sekali dengan bencana alam besar. Bahkan lebih mengerikan, karena umat manusia kuno belum paham ilmu kesehatan dan kedokteran. Wabah seringkali menghapus populasi atau komunitas suatu bangsa. Maka, wabah akan mendorong budaya poligami.


Kapan Poligami Kembali Populer

Pada jaman kuno, pandemi akan menimbulkan goncangan kuat, sehingga mendorong praktek poligami. Namun, berkat kemajuan teknologi dan ilmu kedokteran, dampak pandemi saat ini, tidak terlalu dahsyat, sehingga belum cukup alasan untuk merusak kehidupan dan mendorong praktek poligami.

Jika melihat kemajuan ilmu pengetahuan, nampaknya kaum manusia juga mulai mampu mengendalikan bencana alam. Mungkin belum mampu memprediksi secara akurat, namun setidaknya sudah mampu melakukan antisipasi dan mengurangi resiko kehancurannya. Jika tren ini terus berlanjut, mungkin dampak bencana alam di masa depan, tidak akan cukup dahsyat dan tidak cukup mendorong budaya poligami.

Bagaimana dengan perang? Sejak selesainya Perang Dunia II, nampaknya motivasi perang antara negara sudah relatif melemah, sehingga perang-perang besar tidak terjadi lagi. Apakah tren melemahnya perang akan terus berlanjut di masa depan? sungguh sulit di prediksi. Seandainya, perang memang sudah tidak populer, maka praktek poligami tidak akan mendesak.

Dari uraian di atas, seandainya benar, bahwa manusia mulai mampu mengendalikan pandemi, manusia mampu mengendalikan bencana dan menahan diri untuk tidak perang, maka kehancuran struktur kehidupan semakin kecil peluang-nya. Jika demikian, mungkin praktek poligami tidak akan populer kembali.


Bagaimana dengan Agama

Bagaimana dengan ajaran agama Islam, apakah tidak cukup menjadi pendorong praktek poligami? Dalam pandangan saya, ajaran Islam bukan-lah mewajibkan, mendorong atau tidak mendorong praktek poligami, namun ajaran Islam memberi solusi terbaik pada setiap kehidupan yang sedang dialami umatnya. Jika kondisi sosial-ekonomi stabil, kaum perempuan relatif setara laki-laki, maka tidak ada keharusan untuk poligami. Namun jika kondisi sosial-ekonomi tidak stabil, dan memaksa ketergantungan kaum perempuan, maka solusi poligami menjadi solusi terbaik, bukan solusi lain, seperti misalnya panti janda.

Saat ini poligami masih menjadi praktek umum di wilayah Arab. Apakah karena faktor agama, atau sosial politik? Saya meyakini, karena dua-dua nya, tapi faktor sosial-politik menjadi faktor yang lebih dominan.


Referensi:

1. Al-Quran, Surah An-Nisha (4) ayat 3.

2. Yuval Noah Harari, Homo Deus, 2018.

3. Seandainya Poligami bukan Hal Tabu, http://www.myusuf298.com/2012/07/seandainya-poligami-bukan-hal-tabu.html


Comments

Popular posts from this blog

The 360 Leader - John C Maxwell

Hampir semua pemimpin memiliki pimpinan yang lebih tinggi. Bolehlah dibilang, tidak ada pemimpin yang tidak memiliki pemimpin diatasnya. Karenanya, buku The 360 Leader karangan John C. Maxwell ini sejatinya adalah untuk semua pemimpin, bukan hanya untuk para manajer yang selalu berada di bawah para pemilik perusahaan. Pun demikian, penjelasan buku ini memang lebih difokuskan kepada para manajer, senior manajer dan para pemimpin sejenis dalam perusahaan yang berada di bawah kepemimpinan orang-orang di atasnya. Buku setebal 400 halaman ini mengawali penjelasanya dengan 7 mitos tentang memimpin dari bagian tengah. Berikutnya menjelaskan tantangan yang dihadapi pemimpin 360 Derajat. Pada bagian ketiga dijelaskan bagaimana memimpin ke atas. Bagian keempat dan kelima menjelaskan praktik memimpin ke samping dan ke bawah. Pada bagian akhir dijelaskan nilai-nilai pemimpin 360 Derajat. Prinsip utama dari kepemimpinan 360 derajat adalah bahwa pemimpin bukanlah posisi, melainkan pe

Alternatif Investasi Saham

Berikut ini adalah inspirasi bisnis bagi para investor (bukan trader) saham. Saham Telkom saya jadikan sebagai salah satu contoh, namun pastinya banyak saham lain yang serupa atau lebih bagus darinya. Benar, apa yang dikatakan investor kawakan Warren Baffett, " Our favorite holding period is forever ", quote lainnya antara lain, "Beli saham layaknya Anda akan membeli rumah. Memahami dan menyukainya sehingga Anda akan puas memilikinya". Jika Anda berinvestasi saham Telkom pada saat IPO tahun 1995, Anda akan merasakan super gembira, karena saat ini, nilainya sudah naik 21 x dari dinilai awalnya. Kok 21 x, bagaimana perhitungannya? Sejak saham IPO tahun 1995, Telkom telah membagi saham bonus sekali dan melakukan stock split dua kali. Jika saat IPO Anda membeli saham sebanyak 1,000 lembar, maka saat ini saham yang Anda miliki sudah berubah menjadi 10.800 saham, atau naik 10,8 kali. Selanjutnya dari sisi harga saham, pada saat IPO harga saham Rp 2.050, sedangkan

Perkembangan dan Tren Internet Indonesia

Menurut Delloitte Access Economic, kontribusi internet mencapai Rp 1,6 triliun atau 1,6 persen dari produk domestik bruto (PDB). Pada 2016 nanti konfribusinya di perkirakan mencapai 2,5 persen atau setara Rp 324 triliun. Pada akhir 2011 Internet World Stats mencatat jumlah pengguna internet mencapai 55 juta atau 24,2 persen populasi sebesar 245 juta. Jumlah tersebut merupakan yabg keemapt terbesar di Asia setelah China (510),India (121), dan Jepang (101,2). Namun demikian jika dilihat dari sisi penetrasi, indonesia masih jauh ketinggalan dari negara-negara Asean. Vietnam mencapai 33,7 Philipina 29,2 dan Thailand 27,2 persen. Menurut Markplus 57 persen pengguna internet berasal dari mobile internet. IPsos melaporkan dari jumlah tersebut 83 persen trafik menuju media sosial, forum dan blog. Socialbakers menempatkan Indonesia sebagai pengguna facebook terbesar dengan jumlah 43,5 juta dan Semiocast menempatkan di urutan kelima pengguna twitter dengan jumlah 20 jutaan. Nielsen 2011 melp