Langsung ke konten utama

Homo Deus

Buku Homo Dues adalah kelanjutan dari buku Homo Sapiens, yang sangat fenomenal, menjadi best seller international, di cetak dalam puluhan bahasa dan terjual puluhan juta di seluruh dunia. Buku luar biasa ini ditulis oleh seorang profesor muda, ahli sejarah dunia, kebangsaan Israel, Yuval Noah Harari.

Buku ini saya sebut luar biasa, bukan saja karena prestasi penjualannya di seluruh dunia, tapi karena saya telah membaca dan merasakan sendiri kedalamannya. Buku ini, seperti halnya Homo Sapiens, sangat inspiratif, berwacana luas, dan ditulis dengan gaya bahasa populer yang sangat enak dibaca, seperti mengikuti novel.

Buku Homo Sapiens menjelaskan sejarah mula manusia, sejak pertama hidup di muka bumi pada 2,5 juta tahun yang lalu, hingga hari ini. Sedangkan buku Homo Dues menguraikan prediksi penulis, akan kemana arah kehidupan manusia di masa mendatang? Berikut resume dari buku setebal 500 halaman ini.

Pada periode sebelum hari ini, manusia berjuang melawan tiga musuh bebuyutannya, yaitu kelaparan, epidemi dan kekerasan atau perang. Karena tiga musuh inilah yang selalu memusnahkan manusia dalam jumlah besar-besaran. Namun hari ini, manusia nampaknya mulai mampu mengendalikan ketiganya, dalam batas-batas yang bisa diterima.

Jika musuh lama telah mampu diatasi, lalu apa ambisi manusia modern saat ini? Penulis memprediksi tiga ambisi, yaitu imortalitas, kebahagiaan dan keilahian. Imortalitas adalah ambisi untuk hidup abadi, atau setidaknya hidup jauh lebih lama, dengan cara menghambat penuaan fisik atau mengatasi seluruh kegagalan atau kerusakan organ biologis. Sedangkan kebahagiaan, menurut penulis, bersumber pada dua hal, yaitu biologis dan psikologis. Oleh karenanya, pencapaian kebahagiaan akan diarahkan kepada dua hal tersebut. Sementara keilahian adalah ambisi gila manusia, yang tidak puas menjadi ciptaan Tuhan, namun berambisi ingin menjadi seperti Tuhan dengan mencipta hewan bahkan mencipta manusia. Sepertinya manusia akan meraih ambisinya dengan melalui tiga jalur, yaitu rekayasa biologis, rekayasa cyborg dan rekayasa non-organik.

Pada bagian kedua, Penulis mencoba mengidentifikasi hal apa yang menjadi pembeda manusia, dibanding makhluk hidup lain terutama binatang, sehingga mampu menguasai dunia. Dua hal yang selalu menjadi diskusi ilmuwan terkait perbedaan manusia dengan binatang, yaitu sensasi dan hasrat. Namun, melalui penjelasan yang sangat panjang, Penulis menegaskan, bahwa binatang pun memiliki sensasi dan hasrat. Lalu apa pembedanya?

Manusia mampu menjadi penguasa dunia berkat kemampuannya berimajinasi, berbahasa komplek, dan membangun entitas intersubyektif, sehingga dengannya, manusia mampu membangun kerjasama fleksibel antar manusia dalam skala yang sangat-sangat banyak.

Intersubyektif dimaksud adalah realitas imajiner seperti tuhan, uang, negara, korporasi. Untuk menjadi penguasa di dunia modern, kini tidak perlu lagi menjadi orang kuat seperti Hercules, tapi harus menguasai realitas imajiner ini, harus paham tentang tuhan, mempunyai banyak uang, menguasai negara atau korporasi, itulah penguasa dunia modern. Mereka yang tidak menguasai realitas imajiner, dipastikan akan tersingkirkan dari dominasinya terhadap dunia. Karena realitas itulah yang menggerakkan dunia modern.
 
Pada sisi lain, dunia modern juga dihadapkan pada pertentangan oleh pasangan aneh, yaitu agama dan sains, yang merupakan musuh bebuyutan sepanjang waktu. Bak pepatah, benci tapi rindu, sepanjang sejarah, keduanya berjalan beriringan dan bisa bekerja sama. Dimana agama menjaga tatanan sosial berskala besar yang mapan, sedangkan sains terus memproduksi prestasi dan mahakarya untuk mendukung kehidupan manusia yang lebih baik.

Sains telah terbukti mampu melipatgandakan hasil produksi, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut. Karena rumus pertumbuhan adalah bahan baku, energi dan sains. Dengan sains, energi dan bahan baku terus berkembang, sehingga terus mendorong pertumbuhan, dan sebaliknya pertumbuhan akan mendorong sains berlari semakin kencang. Perputaran ini makin besar dan digdaya, sehingga pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi telah menjadikan dirinya sebagai tuhan baru yang mengalahkan semua tuhan-tuhan sebelumnya. Sistem kapitalis, yang notabene mendompleng pada kemajuan sains, telah terkerek menikmati sukses besar di abad ini, berkat pertumbuhan ekonomi dunia yang mencengangkan. Sampai kapan kemajuan sains akan berlanjut? belum tahu, yang jelas, saat ini sains telah menemukan milestone baru berupa teknologi nano, rekayasa genetika dan artificial intelligence.

Sains dan pertumbuhan ekonomi telah menggeser dominasi tuhan pada kehidupan dunia. Hal inilah yang menjadikan manusia modern semakin berani menggeser norma tuhan dalam agama-agama, menjadi norma manusia, atau yang disebut agama humanis. Pada abad ke-20, agama humanis mencapai masa kejayaan, ditunjukkan oleh tiga sekte besar, yaitu liberal, sosialis dan evoluioner (Nazi). Perang Dunia 1 dan 2 adalah wujud perselisihan agama humanis, yang faktanya lebih mengerikan dibandingkan dengan perang-perang periode sebelumnya yang merupakan perselisihan agama tuhan. Agama Nazi telah menderita kekalahan telak berkat perjuangan gigih agama sosialis. Namun pada akhirnya, agama sosialis bertekuk lutut kepada liberalis dalam pertempuran akhir Perang Dunia 2. Pertempuran belum selesai, karena paska PD 2, berlanjut dengan perang dingin sampai tahun 1970-an, yang justru dimenangkan oleh sosialis. Berkat kemajuan ekonomi liberal, tidak berselang lama, mulai tahun 1980-an, sosialis tumbang dan liberal kembali menikmati kemenangan. 

Memasuki milenium abad ke-21, agama yang mendominasi dunia hanyalah satu, yaitu liberal. Baru mulai periode 2010-an, muncul kekuatan baru yang mencoba bertanding, itulah kelompok Islam fundamentalis dan China. Apakah dua kekuatan ini akan makin menguat? kita lihat saja nanti. Namun yang jelas, paling tidak sampai hari ini, kekuatan China nampak makin menguat berkat ekonominya yang tumbuh luar biasa. Namun sebaliknya, kekuatan Islam fundamental nampak kurang berkembang, karena tidak menunjukkan pertumbuhan ekonomi dan tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan manusia masa depan, yaitu: nano teknologi (algoritma komputer), rekayasa genetika (bioteknologi, tubuh) dan artificial intelligence (otak dan pikiran).

Memang, sampai dengan hari ini, liberal masih menikmati kemenangan dengan keyaninan bahwa individu memutuskan pilihannya sendiri. Pertanyaannya, apakah benar, individu mempunyai kehendak bebas? Perkembangan sains terbaru telah menunjukkan bukti, bahwa kehendak manusia merupakan aliran biokimia dalam otak, yang mana bisa distimulus oleh pihak luar. Jika ini benar, sesungguhnya tidak ada jatidiri, tidak ada individu. Jika ini bernar, maka masa depan liberal mulai goyah.

Bagaimana dengan kecerdasan dan kesadaran? Perihal kecerdasan, kita sudah saksikan, bahwa komputer telah jauh melampaui kecerdasan manusia. Beberapa bukti yang nyata antara lain dokter Watson IBM, pecatur Deep Blue IBM, gamer Google Deep Mind, gamer AlphaGo Google, mobil otonom Google dan Tesla, komisaris Vital, komposer EMI dan Annie, dan lain-lain. Apakah kesadaran bisa digantikan oleh komputer? sementar belum, namun untuk sementara bisa dibilang, kecerdasan adalah wajib, kesadaran optional. Bisa jadi ini pun akan segera terwujud. Dengan tren ini, masa depan lapangan kerja bagi manusia akan semakin kabur. Apa lagi pekerjaan yang akan hilang dan tersisa bagi manusia biasa di masa mendatang. Hal ini akan menjadi sulit bagi generasi penerus kita. Satu-satunya hal yang bisa diantisipasi adalah terus belajar sepanjang waktu, dan terus memperbaharui diri berulang-ulang.

Ketika kehendak telah dianggap aliran biokimia, kecerdasan telah diambil oleh komputer, apalagi tren yang mencengangkan? adalah data. Dengan data dan kecerdasan komputer, muncullah Google Waze, Google Now, Microsoft Cortana, Apple Siri dan seterusnya. Alat-alat ini akan terus agresif mengumpulkan data dan membangun kecerdasan, sehingga pada saatnya nanti, manusia tidak lagi percaya pada instuisi dan jatidirinya, namun menyerahkan sepenuhnya kepada mereka, algoritma komputer. Anda tidak yakin? pikirkan hal sederhana ini. Jika Anda tinggal di Jakarta dan ingin keluar belanja ke mall membawa mobil, kepada siapa Anda bertanya, jalan manakah yang terbaik? Jika Anda sedang mudik ke kampung dan terjebak kemacetan, kepada siapa Anda bertanya jalan alternatif terbaik?. Jika saat ini Anda sudah percayakan kepada Google, apakah tidak mungkin, suatu saat anak kesayangan Anda bertanya kepada Cortana, siapa calon istri terbaik? Internet of things, memungkinkan pengumpulan data dalam jumlah yang sangat luar biasa, tidak terbayang sebelumnya. Maka kecerdasan dan super big data akan menjelma menjadi agama baru, Dataisme.

Pada jaman batu , manusia beragama politeisme menyembah ruh, pada jaman pertanian manusia beragama monoteisme menyembah tuhan, pada jaman modern manusia beragama humanisme menyembah dirinya sendiri dan pada masa berikutnya, manusia beragama dataisme menyembah kepada algoritma komputer.

Pada periode ini, penguasa bukanlah orang kuat seperti hercules, bukan penerima wahyu seperti nabi, bukan pula orang cerdik seperti Putin, namun dia adalah para pencipta algoritma komputer, penemu sains masa depan. Mereka akan menjadi manusia-manusia super, didampingi oleh sekelompok manusia yang mampu mambayar kemajuan sains (rekayasa genetika, nano teknologi, antar muka otak komputer) untuk mengubah dirinya menjadi manusia super. Sementara manusia biasa, mungkin akan menjadi jajahan, serupa dengan jajahan Eropa ke berbagai benua pada abad pertengahan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 360 Leader - John C Maxwell

Hampir semua pemimpin memiliki pimpinan yang lebih tinggi. Bolehlah dibilang, tidak ada pemimpin yang tidak memiliki pemimpin diatasnya. Karenanya, buku The 360 Leader karangan John C. Maxwell ini sejatinya adalah untuk semua pemimpin, bukan hanya untuk para manajer yang selalu berada di bawah para pemilik perusahaan. Pun demikian, penjelasan buku ini memang lebih difokuskan kepada para manajer, senior manajer dan para pemimpin sejenis dalam perusahaan yang berada di bawah kepemimpinan orang-orang di atasnya. Buku setebal 400 halaman ini mengawali penjelasanya dengan 7 mitos tentang memimpin dari bagian tengah. Berikutnya menjelaskan tantangan yang dihadapi pemimpin 360 Derajat. Pada bagian ketiga dijelaskan bagaimana memimpin ke atas. Bagian keempat dan kelima menjelaskan praktik memimpin ke samping dan ke bawah. Pada bagian akhir dijelaskan nilai-nilai pemimpin 360 Derajat. Prinsip utama dari kepemimpinan 360 derajat adalah bahwa pemimpin bukanlah posisi, melainkan pe

WIMAX KANDIDAT JARINGAN 4G

Pada awal tahun 2000-an, bahkan sampai dengan saat ini kita sudah sangat familiar dengan teknologi Wi-Fi, diantaranya adalah wireless yang kita gunakan sehari-hari di Laptop. Teknologi Wi-Fi di Laptop ini merupakan implementasi dari standar IEEE 802.11x, yang sebenarnya telah mengalami perkembangan dari mulai 802.11a, 802.11b sampai 802.11g. Perkembangan tersebut menghasilkan kecepatan dan jangkauan yang lebih baik, spektrum frekuensi yang lebih efisien dan sebagainya. Teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (Wimax) merupakan implementasi standar IEEE 802.16x, yang notabene adalah pengembangan dari teknologi Wi-FI dengan standar IEEE 802.11. Wimax dikembangkan oleh Wimax Forum yang dimotori lebih dari 400 vendor global seperti Intel, Siemens, ZTE, Nokia dan lainnya. Secara umum kita mengenal dua jenis Wimax, yaitu Wimax untuk jaringan tetap atau disebut Fixed Wimax, dan Wimax untuk jaringan bergerak atau sering disebut Mobile Wimax. Teknologi Fixed Wimax mampu menduk

Liburan Keluarga di Kuala Lumpur

Masjid Putra Kunjungan Kuala Lumpur kali ini merupakan yang ke sekian kalinya, tapi menjadi yang pertama kali untuk liburan keluarga. Liburan keluarga selalu mendapatkan pengalaman yang berbeda dibandingkan liburan bersama teman kantor, apalagi jika dibandingkan dengan perjalanan dinas. Seperti biasanya, kami memilih untuk ''berjalan sendiri", tanpa bantuan agen travel atau pun guide lokal. Otomatis, saya akan menjadi EO sekaligus guide-nya. Kami sudah pesan tiket jauh hari, agar keluarga merasa nyaman dan tentu saja agar harga tiket lebih miring. Kami mendapat tiket Malaysia Airline PP sekitar 1,7 juta rupiah, karena berdekatan dengan liburan Natal. Jika waktu kunjungan jauh dari liburan bersama, mungkin bisa mendapatkan tiket lebih hemat. Untuk akomodasi, kami pilih tengah kota, agar mudah jalan kaki kemana pun, dan tentu saja dekat dengan Petronas Twin Tower. Tidak usah kawatir harga mahal, buktinya saya mendapatkan hotel butik yang sangat nyaman, denga