Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Lindungi Anak dari Kejahatan Internet dan Hape

“Pa, saya sudah pusing ngadepin anak-anak tuh. Siang, sore, malam nggak habis-habisnya main hape . Di suruh mandi, makan, sholat susahnya minta ampun. Bahaya buat kesehatan lho! Apalagi kalau nonton yang enggak-enggak!. Gimana dong, cepetan cari solusi Pa!”, Demikian kerisauhan seorang ibu dengan tiga anak laki-laki, satu di tingkat SMA dan dua masih SD. Kekawatiran di atas bukanlah milik Si Ibu semata. Jutaan ibu dan ayah di Indonesia, bahkan di dunia pasti merasakan hal yang sama. Sangat wajar, karena Si Kecil adalah anugerah terindah dalam keluarga. Semua orang tua pasti ingin melindungi, membesarkan dan memberikan yang terbaik untuk Si Kecil. Resiko Berlama-lama dengan Hape Seperti halnya Si Ibu di atas, seringkali orang tua tidak berdaya mengendalikan anak-anak mereka bermain hape dan komputer. Perangkat elektronik ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan keluarga dan anak-anak. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Studi yang dilakuk

Simpang Siur Klaim 4G LTE

Operator A menegaskan, kami yang pertama menggelar LTE. Sedangkan B lebih santai dan berkata, saat ini kecepatan LTE hanya 35 Mbps, ngapain harus buru-buru. Sementara C menyatakan, babak kedua LTE adalah carrier aggregation , kami yang pertama menerapkan teknologi tersebut. Apa sih sebenarnya yang mereka sampaikan? Siapa yang memberi layanan LTE terbaik? Benarkah klaim masing-masing operator? Tulisan ini menjawab pertanyaan tersebut dengan gamblang, dan tentu saja obyektif, karena tidak mengandung materi promosi seperti yang disampaikan operator. LTE Masyarakat sangat mudah mengenali 4G, karena sebelumnya sudah familiar dengan 3G dan 2G. Namun, apa itu LTE dan apa hubungannya dengan 4G? LTE ( Long Term Evolution ) adalah standar komunikasi data nirkabel dengan kecepatan tinggi yang berbasis pada jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA. Secara teori teknologi ini mampu mengunduh file dengan kecepatan 300 Mbps dan kecepatan unggah 75 Mbps. Teknologi yang awalnya diusul