Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2010

Yang Menarik Di Industri Telco Tahun 2010

[myusuf298]. Pada tahun 2010 diestimasikan jumlah pelanggan seluler mencapai angka 190 jt, atau tumbuh sekitar 36 jt pelanggan dari tahun 2009. Angka tersebut terdiri dari 159 jt GSM dan sisanya 31 jt CDMA. Pengguna mobil-internet diperkirakan melewati angka 9.5 jt, atau tumbuh lebih dari 100% dari tahun 2009 yang baru mencapai 4.5 jt pelanggan. Kapitalisasi pasar industri ini berkisar 95 triliun, atau naik lebih dari 15 persen dari tahun 2009 yang berkisar 82 triliun. Demikianlah proyeksi-proyeksi optimis yang dirangkum dari para operator. Angka-angka di atas dinilai beberapa analis sebagai angka yang terlalu optimis. Penilaian para analis tentu saja masuk akal, karena didasari oleh asumsi, bahwa penetrasi seluler sudah mendekati titik jenuh. Bahkan Sharing Vision membuat prediksi titik jenuh pelanggan seluler berada di angka 206 jt yang terjadi di tahun 2013. Asumsi lain yang digunakan para analis adalah ARPU (rata-rata pendapatan dari setiap pelanggan) yang semakin turun, seiring d

Rebounding Haram...?

[myusuf298] Minggu-minggu ini muncul isu yang menarik perhatianku. Beberapa situs social-networking dan beberapa media cetak membicarakan isu seputar rebounding. Bahkan koran Republika pun, yang notabene diminati para muslim, ikut-ikutan bahas isu ini. Hampir semua pembicaraan tersebut mengarah kepada satu opini yang menyudutkan ulama jawa timur, sebagai pihak yang menerbitkan hukum haram untuk rebounding ini. Sebenarnya aku tidak heran dengan opini tersebut, karena memang begitulah gaya media di jaman sekarang. Karena itulah, aku tertarik untuk memberi komentar singkat sebagai penyeimbang. "masyarakat sekarang sudah pintar, mereka bisa pilih mana yang baik dan mana yang tidak baik. Jadi kalo ulama bikin fatwa yang aneh-aneh dan tidak masuk akal, masyarakat tidak akan mengikutinya. Masak rebounding haram, agama juga menghendaki agar umatnya memperhatikan keindahan". Begitulah kalimat yang tersebut di salah satu koran terbitan hari minggu, mengutip pendapat dari seorang peng

WiMax 16e Diklaim Cocok Hadapi FTA ASEAN-China

[Ardhi Suryadhi - detikinet] Jakarta - Sejumlah vendor lokal masih keukeuh dan berharap pemerintah melunak sehingga memilih standar perangkat WiMax 802.16e. Bahkan sesuai dengan kondisi terkini, standar tersebut dinilai lebih cocok menghadapi Free Trade Agreement ASEAN-China ketimbang seri 16d. Sylvia Sumarlin, Ketua WiMax Forum Indonesia mengatakan, pemerintah sebenarnya memiliki niat mulia untuk penerapan teknologi WiMax. Yaitu, ingin Indonesia tak cuma jadi penikmat teknologi asing, namun juga sebagai produsen perangkat dan mampu menjualnya ke negara lain. Namun dalam perjalanannya, lanjut Sylvia, perkembangan perangkat WiMax telah berevolusi dari seri 'd' ke 'e', dan sudah banyak negara lain yang mengadopsi seri terbaru ini. "Nah, sekarang kalau manufaktur kita semuanya dipaksa untuk memproduksi perangkat 16d, produk kita tidak bakal diterima di luar. Akhirnya manufaktur yang berpikir maju membuat standar e, yang tetap memenuhi syarat TKDN pemerintah," lan

Industri Seluler 2009 dan Outlook 2010

Prestasi Seluler 2009 Jumlah pelanggan seluler saat ini berjumlah sekitar 154 juta, dimana 82 jt diantaranya adalah pelanggan Telkomsel, dan 24.5 jt adalah pelanggan CDMA. Dari 154 jt tersebut, pelanggan postpaid hanya berkisar 2.5%, sedangkan sisanya 97.5% adalah pelanggan prepaid. Sebagai contoh Telkomsel, dari 82 jt pelanggan yang dimiliki, 58 jt adalah Simpati, 32 jt adalah As, sedangkan pelanggan Halo hanya 2 jt saja. Profile ini menunjukkan realitas bagaimana sejati karakteristik pelanggan seluler Indonesia. Melihat karakteristik tersebut, wajar jika hampir semua operator selalu menjadikan tarif sebagai andalan kompetisinya. Sehingga tarif komunikasi di Indonesia yang 5 tahun lalu terhitung sebagai tarif mahal di dunia, kini termasuk sebagai tarif terendah di dunia dengan angka Rp. 200/ menit. Sedangkan ARPU rata-rata industri ini hanya Rp. 40.000,-. Dengan mengacu kepada ARPU dan jumlah pelanggan, diestimasikan kapitalisasi industri ini berkisar 75 triliun pada tahun 2009 ini.

Google rival for the iPhone?

Tutor2U. The world has now got its hands on the Nexus One, a Google-branded smart phone that represents the company’s first direct move into the handset market. Will Google be able to crush its main rivals, Apple and Nokia in the same way in which it has been able to dominate the web search market? Success probably depends on capturing a big chunk of the fast-growing market for mobile-internet services and related web-based advertising (a business at which Google dominates). Some industry watches think Google has been forced to make the move as more people web search from phones and less from PCs. What else will be needed for the idea to prove a success? Consumers will need to like the handsets in an increasingly crowded market. And Mobile-phone network operators have to be happy in order to maximise distribution of the gadget. In the UK this makes a huge difference to the demand for phones which are often issued by service operators such as Vodafone Apple is moving fast to upgrade its

Pakai Angin, BTS Hemat 70 Persen Biaya

DETIKINET. Jakarta - Angin boleh dikatakan jadi sumber daya yang berlimpah di Indonesia. Menara telekomunikasi (Base Transceiver Station/BTS) yang memanfaatkan angin pun bisa menghemat biaya hingga 70 persen. Memanfaatkan angin yang berlimpah di Indonesia, PT Quasar Mandiri ciptakan turbin angin sebagai alat untuk mensuplai listrik. Alat ini pun cocok bagi BTS yang membutuhkan listrik untuk beroperasi."Kita sebut ini green technology. Ini cocok bagi opertor yang memiliki BTS yang membutuhkan pasokan listrik namun murah biaya operasionalnya," papar Yana S Rahardja, Managing Director PT Quasar Mandiri, kepada detikINET. Yana, panggilan akrabnya, bahkan mengklaim dengan menggunakan produk miliknya operator telekomunikasi bisa menghemat sampai sampai 70 persen biaya operasional jika dibandingkan menggunakan jenset."Jika dihitung kita lebih murah 70 persen biaya operasionalnya ketimbang menggunakan genset. Investasi awal saja yang lebih mahal, operasional dan maintenance lebi

Rebutan Pasar Broadband, Operator Jangan Pelit Modal

DETIKINET. Bandung - Data dari Sharing Vision, sebuah lembaga riset telematika, pengguna broadband di seluruh dunia mencapai 17 persen dari total penduduk dunia. Masyarakat Indonesia sendiri baru 2-3 persen yang mencicipi akses internet cepat ini. Data tersebut menunjukan bahwa pasar broadband di Indonesia masih sangat terbuka. Dan saat ini para operator telekomunikasi di Indonesia mengincar ceruk pasar tersebut. "Isunya rebutan pasar broadband. Para operator akan mengejar market luar biasa itu," kata Chief of Sharing Vision, Dimitri Mahayana kepada detikINET. Pak Dim, demikian pria ini akrab dipanggil menambahkan bahwa potensi pasar yang masih cukup besar ini harus disiasati oleh operator jika tidak ingin ditinggalkan oleh pelanggannya. Menurutnya, jangan hanya melihat untungnya saja, tapi juga harus ada penambahan belanja modal untuk memperbaiki dan menambah infrastruktur. "Jangan hanya melihat untungnya. Sudah saatnya operator menambah belanja modalnya. Kalau tidak in

ASEAN-CHINA Free-Trade

perdagangan bebas dengan cina nampaknya akan menjadi era baru industri kita. saya masih kesulitan, bagaimana dampak kebijakan ini terhadap industri telco, lebih spesifik adalah industri handphone. selama ini industri handphone kita masih didominasi oleh NOKIA, blakcberry, sedangkan handphone cina sudah mulai dikenal, namun masih jauh dari popularitas kedua merk di atas. Setelah era perdangangan cina ini, bagaimana selanjutnya?. saya yakin konsumen akan disenangkan, namun bagaimana dengan industri manufacture kita, ato paling tidak beberapa pengusaha kita yang sudah mulai mencoba membangun industri handphone di dalam negeri. akankah mereka bertahan? lihat saja nanti. ada komentar?

Marketing Bussiness & Entrepreneurship

Date Source Title Description Link 081110 WIkipedia History of Mobile Phone Klick Here 080910 Jonru Kiat Menembus Media Kiat Jonru, agar tulisan yang kita kirim bisa dimuat media masa Klick Here 030910 Jonru 10 Kiat Suskses Berbisnis Online Null Klick Here 2010 FICO Decide To Survive How to make better business decision in uncertain times,You have to survive in any situation Klick Here 2010 PivotalCRM How to Profit In a Downturn making profit in a growth is a common, but in a downturn is most difficult. but you must make profit anytime. take some strategy on customer centric to make profit in a downturn. this is the whitepaper Klick here 2010 IntelliResponse Enhance Multi-Channel with Mobile Customer Service Multichannel adalah keharusan bagi perusahaan consumer good yang berada pada iklim kompetisi ketat. Seiring dengan habit pelanggan yang semakin hari semakin familiar dengan mobile-internet, maka Mobile-Customer-Service merupakan konsep yang kreatif dan menarik untuk dikaji dan impl